***
Jam menunjukkan pukul sembilan pagi, namun saat ini langit terlihat sangat gelap. Matahari pun juga tak menyinari bumi sejak pagi tadi, hanya hujan deras yang mengguyur wilayah kota Jakarta.
Kondisi seperti ini membuat siswa siswi SMA JAKARTA48 sangat lah malas dan mengantuk. Mendung saat pagi seperti ini memang paling enak digunakan untuk tidur diatas kasur. Berbeda dengan halnya murid kelas 11 MIPA 1, mereka semua bersenang-senang karna Bu gaby dikabarkan tidak masuk dan hanya memberikan tugas saja.
Seperti Chika yang saat ini tengah memperhatikan hujan melalui jendela kelasnya yang berada dilantai dua. Gadis itu menumpukan dagunya pada kedua tangannya. Chika itu sebenarnya suka hujan, hanya saja ia benci karna itu bisa membuat tubuhnya sakit.
Tidak terasa sudah sebulan lebih Chika bersekolah di SMA JAKARTA48 sejak kejadian ia dengan zee dikantin. Selama satu bulan itu juga, zee benar-benar membuktikan ucapannya. Cowo itu menjauhinya, bahkan ketika berpapasan pun zee langsung mengalihkan pandangan kearah lain.
Hari-harinya berjalan begitu membosankan
zee tak lagi mengganggu, dan merecoki nya disekolah, zee juga tak lagi memberi perhatian-perhatian kecil pada Chika. Ini adalah permintaan gadis itu sendiri, namun ia tidak bisa berbohong bahwa sejujurnya ia sangat merindukan sosok zee yang biasa mengganggunya.Chika merindukan zee untuk mengganggunya seperti dulu.
"Kenapa kesepian kan lo gak ada zee yang gangguin lo lagi? Sekarang aja baru tau rasa!" Ujar Jesi yang datang dengan sebiji susu kotak yang sempat ia beli secara diam-diam bersama eli dikantin.
"Gak usah sok tau tentang gue, Lo bukan cenayang!" Sentak Chika.
"Cielah gue bisa liat kali dari mata lo. Lo kesepian kan gak ada yang recokin lo lagi?" Ujar Jesi menatap penuh intimidasi kearah Chika.
"Kalo rindu itu jangan ditahan, berat lo gak akan kuat biar dilan saja" sambung Jesi lagi terlikik geli.
Chika hanya memutar bola matanya malas mendengar itu. Laki laki dihadapannya ini sangat sotoy, meski itu ada benarnya namun tetap saja Chika merasa kesal mendengar nya.
"Chika lo dipanggil kakak kelas suruh ke UKS sekarang" ujar salah satu siswi sekelasnya menghampiri meja dirinya.
"Oh oke. Gue kesana sekarang" sahut Chika sebelum akhirnya berjalan keluar kelas menuju UKS.
Setelah sampai di pintu UKS, Chika langsung melangkahkan kakinya memasuki ruangan serba putih itu. Begitu memasukinya gadis itu langsung bisa mencium aroma obat-obatan yang cukup menyengat dihidungnya.
Gadis dengan rambut terurai itu langsung menghampiri beberapa siswi yang juga merupakan anggota PMR.
"Kak, tadi kenapa manggil gue kesini ya?" Tanyanya. Sebenarnya Chika sendiri kurang berminat dalam bidang ini, namun ayahnya memaksa untuk ia bergabung pada organisasi ini.
"Oh iya, tadi Bu Jinan mau ngomong penting sama lo" sahut siswi dengan rambut sebahu yang merupakan seniornya.
"Loh tapi Bu jinanya mana? Kok gak ada?" Tanya Chika seraya mencari kebenaran Bu Jinan yang tidak terlihat ditempat itu.
"Gak tau deh gue. Lo tunggu sini aja, sekalian jagain kalo ada murid yang sakit. Gue mau ke kelas, ada ujian dadakan soalnya. Lo gak papa kan?"
"Iya gak papa kak. Bu gaby juga gak masuk kok hari ini" sahut Chika.
"Yaudah gue tinggal ya" ujar senior tersebut sebelum akhirnya berjalan keluar UKS bersama teman sekelasnya.
Setelah kepergian dua kakak kelasnya, Chika yang sebenarnya yang merasa bosan akhirnya memilih untuk membaca sebuah novel yang sempat ia bawa sewaktu tadi. Sebuah novel yang tentunya berkaitan dan berbau horor.