***Diperjalanan pulang dari rumah Chika hujan kembali turun membasahi jalanan, membuat zee memilih untuk berteduh disalah satu halte sekitar jalanan. Apalagi saat merasakan jantungnya berdetak tak beraturan, ia hanya takut jika sampai drop dijalan dan berakhir nyungsep seperti beberapa hari lalu. Motor Vespa nya saja belum selesai dibengkel.
"Sakit banget bangsat!"
"Sesek dada gue!"
zee terduduk lemas dikursi halte seraya meremas dadanya yang terasa sakit. Bukan sakit karena penyakitnya, melainkan hatinya yang sangat amat sakit dengan semua yang terjadi hari ini. Terutama antara ia dan Chika tadi.
"Gue gak nyesel kenal dan jatuh cinta sama dia. G-gue cuma... Gue... Arghhhhh bangsat! Gue yang bodoh karena gak pernah sadar diri... Ini semua salah gue" umpat zee mengacak rambutnya frustasi.
"Lo gak nyakitin gue Chika. Gue terluka karena harapan gue sendiri yang terlalu tinggi" lirih zee mengusap wajahnya gusar.
Hatinya sakit dengan perkataan gadis itu, namun ia juga merasa bodoh karena tidak pernah sadar bahwa ia dan Chika berbeda. Ia yang selama ini terlalu mencintai gadis itu, dan pada akhirnya ia juga yang harus mundur atas permintaan nya.
"Ketiban sial apa Lo?!"
zee mendongakan kepalanya saat mendengar suara berat dari seseorang yang tidak asing ditelinga nya. Sedetik kemudian zee membuang pandangannya kearah lain saat mengetahui siapa orang itu.
"Kasian ya nasib lo. Udah hidup sebatang kara, disakitin lagi sama cewe lo. Kalo gue jadi lo sih udah lompat dari jembatan, biar nyusul papa sama mama lo" ujar Ares tertawa meledek.
Ares, cowo dengan jaket hitam berlambang burung elang yang melekat ditubuhnya itu menyandarkan tubuhnya ditiang halte seraya menatap puas kearah zee yang terlihat begitu hancur itu.
"Gue bukan cowo lemah kaya lo!" Ujar zee melirik sekilas kearah musuh bebuyutan nya itu.
Mendengar itu Ares melangkah lebih dekat kearah zee. "Iya gue tau lo kuat. Anak yatim piatu kan harus kuat. Iya gak?" Ujar Ares seraya merangkul pundak zee.
Kedua telapak tangan zee mengelak kuat, Pertanda bahwa ia benar benar marah. Giginya bergemelutuk menahan amarah yang siap ia lampiaskan pada orang disamping nya itu.
"Btw tuh cewek cantik juga ya? Boleh lah buat gue, kan lo udah nyerah?"
"Sialan!"
DUGH
Mendengar itu tanpa pikir panjang zee langsung menghempaskan tangan Ares dari bahunya. Setelah nya ia langsung memelintir tangan Ares dan membanting dengan kuat tubuh musuh nya itu.
Merasa tidak terima dikalahkan oleh zee, Ares langsung menghempaskan tendangan kuat didada zee menggunakan kaki kanannya.
"Cih. Maju lo anak sebatang kara!" Umpat Ares tersenyum remeh kearah zee.
Sejenak zee meringis saat merasakan tendangan kuat dari Ares. Cowo dengan urat leher yang menonjol dan wajah penuh amarah itu melakukan ancang-ancang dan dengan kekuatan yang tidak main main ia berhasil menumbangkan Ares dengan sekali tendangan perut lelaki itu.
BUGH
DUAGH
Melihat Ares yang terkapar lemah setelah menghantam dinding halte, zee yang belum puas dan diselimuti amarah pun tersenyum merekah.
Ares yang merasa bahwa hawa zee saat sangat mengerikan pun meringsut mundur dan hendak kabur, namun dengan cepat zee menarik jaket laki-laki itu dan menghempaskan keatas aspal.