***Jam menunjukkan pukul dua belas malam tengah malam. Setelah satu jam perjalanan dari puncak, akhirnya zee sampai dirumah mewah milik Chika. Dua insan itu sejak tadi tak henti mengumbar senyum bahagia satu sama lain. Bahkan sepanjang perjalanan pulang, zee tak henti-hentinya berucap terimakasih pada Chika yang notabenenya kini sudah mau menjadi kekasihnya.
Bisa dikatakan, bahwa malam ini adalah malam bersejarah dan malam paling membahagiakan yang zee rasakan setelah kematian kedua orangtuanya beberapa tahun lalu. Begitupun bagi Chika yang sudah tidak merasakan kebahagiaan sejak lima tahun belakangan.
Dua insan yang sama-sama memiliki luka kini telah disatukan oleh sebuah cinta. Dan semoga, takdir berkata selamanya.
"Makasih ya zee untuk malam ini. Aku bahagia banget" ujar Chika tersenyum manis menatap zee yang duduk diatas motornya.
"Gausah bilang makasih sayang. Bahagia kamu, itu bahagia aku juga"
Mendengar kalimat sayang yang zee ucapkan, membuat kedua pipi Chika bersemu merah seperti kepiting rebus. Entahlah sudah berapa kali malam ini zee membuatnya salah tingkah seperti ini.
Melihat gadis itu salah tingkah, membuat zee semakin bersemangat menggodanya. Cowo dengan jaket hitam yang melekat ditubuhnya itu turun dan melangkah lebih dekat mendekati Chika.
"Pacar aku gemesin banget sih kalo lagi salting" ujar zee mencubit kedua pipi gadis itu.
"Ihhh zee, sakit tau!"
"Masa sih, sakit apa salting?" Goda zee lagi menaik turunkan alisnya.
Belum sempat Chika menjawabnya, zee terlebih dahulu menangkup kedua pipinya menggunakan telapak tangannya. Kedua bola mata cowo itu menatap dalam kearah Chika yang sedikit jauh lebih pendek darinya.
"Chika, makasih ya untuk malam ini. Makasih karena udah mau jadi kekasih aku. Makasih karna udah ngebalas perasaan aku selama ini, dan makasih udah mau jadi milik aku mulai malam ini"
"Mulai malam ini, tepat jam dua belas malam, menit ini dan detik ini kamu udah resmi jadi pacar aku. Dan kita sudah resmi menjadi sepasang kekasih, yang aku harap ini berlangsung selamanya"
zee kembali melangkah lebih dekat mendekati Chika. Bahkan kini jarak kedua terlampau dekat, hingga membuat jantung Chika berdetak lebih cepat bersamaan dengan atmosfer tubuhnya yang panas dingin.
"I love you so much my girl" bisik zee tepat ditelinga Chika.
Seketika chika merasa kedua pipinya memanas saat mendengar ucapan zee. Beribu kupu-kupu seolah terbang menggelitik perutnya. Sungguh zee seolah mampu membuatnya baper sekaligus salting tidak ketulungan.
Sudah ini cukup ia tidak tahan lagi, bisa-bisa ia terkena serangan jantung jika terus seperti ini.
"zee udah ah!" Pekik Chika mendorong tubuh zee menjauhinya.
"Kenapa?"
"Aku malu zee" sahut Chika menangkup kedua pipinya sendiri yang memerah.
Mendengar itu, sontak zee terkekeh kecil, namun hal itu semakin membuat Chika mengagumi cowok itu. Menurutnya, tawa zee begitu candu dan renyah.
"Yaudah masuk gih, udah malem banget Besok kan sekolah. Sampe kamar langsung mandi, habis itu istirahat ya, jangan lupa nanti mimpiin aku" ujar zee menjiwil pelan hidung gadis itu.
"Iya zee. Kamu juga, habis dari sini langsung pulang terus istirahat dan gak boleh kemana mana lagi! Awas kalo aku tau kamu kumpul sama temen-temen, hmh liat aja aku bakal ngambek!" Ujar Gadis itu memasang wajah sok keras.