***Pagi ini langit yang biasa berwarna biru terlihat sedikit mendung dipadukan dengan awan hitamnya. Matahari pun seolah malu malu untuk menunjukkan sinarnya diiringi dengan cuaca dingin yang bersentuhan dengan kulit tubuh.
Cuaca seperti ini membuat murid murid SMA JAKARTA48 bermalas malasan untuk datang kesekolah. Terlihat dari raut wajah mereka yang tidak bersemangat.
Lain halnya juga dengan zee yang baru saja tiba diparkiran sekolah. Cowo dengan jaket kebanggaan Dadu yang selalu ia kenakan itu terlihat sangat bersemangat untuk sekolah. Tidak ada raut wajah malas diwajahnya.
zee mengalihkan pandangannya saat melihat siswi yang baru saja turun dari mobilnya. Gadis itu adalah Chika yang seperti diantar oleh supir pribadinya untuk ke sekolah.
"Si cantik cahaya eropa" gumam zee memperhatikan Chika yang berjalan memasuki area sekolah dengan rambut yang berterbangan karena angin.
"Lah kok dia pergi gitu aja. Gak liat gua apa gimana dah"
Menyadari Chika yang terus menjauh tanpa menyadari kehadirannya, membuat zee pun langsung mengikuti gadis itu dari belakang.
"Eh tungguin gue dong"
Setelah berlari melewati koridor sekolah zee celingak-celinguk mencari keberadaan Chika yang dengan cepat menghilang seperti ditelan bumi. Entahlah gadis itu bukan hanya sulit untuk didapatkan, bahkan di kejar pun dengan cepat menghilang begitu saja.
"Yaudahlah tar gue temuin lagi" ujar zee dengan pasrah.
Sudut matanya menangkap seorang cowok tidak asing baginya yang tengah ribut di ujung koridor dengan beberapa siswa lainya. "adel" gumam zee saat menyadari bahwa cowo itu adalah adel yang sedang dalam masalah.
Tanpa pikir panjang zee langsung berjalan menghampiri mereka dengan langkah lebarnya. Mata tajamnya terus memperhatikan tingkah kasar para siswa pada adel yang tersungkur diatas lantai.
Disisi lain kini adel tengah terlibat masalah dengan siswa siswa anak kelas dua belas. Ia tadi tidak sengaja menumpahkan minuman pada salah satu dari mereka, hingga membuat bajunya kotor.
"Sory gue gak sengaja" ujar adel sedikit takut melihat badan ketiganya besar besar.
"Lo pikir maaf Lo bisa nyelesain ini hah!" Ujar salah satunya sembari mendorong tubuh adel dengan keras hingga terjatuh dilantai.
"Bangun Lo!" Ia menarik kerah seragam milik adel dengan kasar, hal itu tidak luput dari perhatian Izee yang berjalan menghampiri mereka.
"Gue udah minta maaf, apa masalahnya lagi sih?" Tanya adel kesal.
"Lo masih bocah aja udah kurang ajar sama kakak kelas! Lo mau ribut sama gue hah!" Pekik nya menatap tajam dan penuh amarah kearah adel sembari terus mencengkram kuat seragamnya.
"Hajar aja bos" ujar yang lainya memanas manasi.
"Oke. Boleh juga ide Lo. Bocah kaya Lo itu emang harus dikasih pelajaran. pegang tanganya!" Pintanya pada dua orang lainnya.
Sementara adel hanya pasrah saat kedua tangannya dijagal, ia meneguk ludahnya susah payah saat orang tersebut hendak melayangkan sebuah pukulan
"WOY!"
Tepat saat orang itu hendak memukul adel, zee dengan suara lantangnya menghentikan aksi orang tersebut. Mereka bertiga menatap tajam kearah zee yang berjalan santai menghampiri nya.
"Jauhin tangan lo" ujar zee membuat dua siswa itu melepaskan tubuh adel. "Lo gapapa?" Tanya zee pada adel.
"Gapapa bang" sahut adel merapikan seragamnya.