***
POV: Zee ashelWaktu menunjukkan pukul lima sore, suasana jalanan kota Jakarta sore ini cukup ramai para pengendara motor maupun mobil. Seperti halnya dengan zee yang kini mengendarai motornya bersama Ashel. Cowo itu berniat mengantar Ashel pulang lantaran khawatir dengan kondisi gadis itu pasca pingsan disekolah tadi.
"Zee bisa gak kita berhenti di toko kue depan? Gue mau beli kue buat ibu" tanya Ashel.
"Boleh" sahut Zee seraya menghentikan motornya di toko kue yang Ashel tunjuk.
Kedua remaja itu yang yang masih mengenakan seragam sekolah nya itu berjalan memasuki toko kue dengan dekorasi berwarna pink itu.
"Gue tunggu sini ya" ujar zee memilih duduk disalah satu kursi yang ada disana.
Ashel mengangguk sebagai jawaban, Sebelum akhirnya berjalan menuju tempat pemesanan.
Beberapa waktu berlalu, zee masih setia menunggu Ashel sembari memainkan game di ponselnya. Namun ia memegangi kepalanya yang tiba tiba terasa sakit. Kambuh disaat yang tidak tepat seperti ini memang hal yang paling menyebalkan.Tes
Zee mengerutkan keningnya saat merasakan cairan berwarna merah membasahi telapak tangannya.
Ashel yang baru saja selesai mendapatkan kue pesananya, pun langsung menghampiri zee yang kini tengah menundukkan kepalanya.
"Zee Lo kenapa?"
Ashel tersentak kaget saat melihat cairan berwarna merah keluar dari hidung zee dengan cukup deras.
"Hidung lo mimisan!" Panik Ashel."Ini gue bawa tisu. Gue bantu bersihin ya?"
Zee menggelengkan kepalanya saat melihat aktivitas Ashel hendak membersihkan mimisan nya.
"Cel gue bisa sendiri. Nanti lo jijik" ujar zee berusaha menjauhkan tangan Ashel dari wajahnya.
"Enggak zee! Jijik apa sih!"
Kini posisi ashel masih berhadapan dengan zee, jarak keduanya cukup dekat. Hingga jika dilihat dari sudut belakang membuat siapapun yang melihat akan mengira bahwa zee dan Ashel tengah berciuman mesra.
Termasuk Chika yang saat itu tidak sengaja melihatnya. Gadis itu pasti salah paham dengan apa yang ia lihat.
"Cel udah ya biar gu-- shsssss"
Melihat zee meringis kesakitan seraya memegangi kepalanya membuat ashel semakin panik.
"Kepala lo sakit ya? Sebentar gue ambilin minum dipelayan nya ya"
Sembari menunggu Ashel, zee tak henti hentinya memegangi kepalanya sembari terus menyumbat darah yang keluar dari hidungnya.
Tak berselang lama Ashel pun datang dengan sebotol air mineral ditanganya. Gadis itu dengan telaten langsung membantu zee meminum air tersebut. Tangannya tak henti hentinya memijat kepala lelaki itu."Kok bisa gini sih?" Tanya ashel
"Gue lupa minum obat tadi pagi cel" sahut zee.Cowo itu memang lupa meminum obat yang rutin ia minum setiap pagi untuk mencegah gejala baru dari penyakitnya.
"Pantes! Awas kalo besok lupa lagi!"
"Lo yang pingsan, gue yang kesakitan lucu ya? Malah lo lagi yang ngurusin gue" ujar zee terkekeh kecil.
"Gak boleh ngomong gitu. Gue itu cuma sakit biasa, kalo lo kan beda. Jadi gapapa kalo gue ngurusin lo yang lagi sakit gini" sahut ashel.
"Iya gue tau gue penyakitan" ujar zee tersenyum getir.
"G-gue gak bermaksud zee. Lo jangan salah paham"
Zee hanya tersenyum kecil menanggapi nya.
"Ayo pulang"