23; Petunjuk

3.9K 350 26
                                    

Asahi duduk memeluk lututnya di Window seat, ia memandangi luar sana yang tampak mendung. Udah hari ketiga ia berada di rumah Yunseo, beberapa kali juga ia mencoba kabur namun selalu gagal karena Yunseo memasang Cctv kecil untuk mengawasinya. Yunseo sedang tidak berada di rumah.

Handphone nya entah kemana, Asahi selalu berdoa agar ada orang yang menolongnya. Ia rindu sang kakak dan teman-temannya yang lain. Asahi tidak mau berada di rumah Yunseo, Walaupun Yunseo cukup baik memberinya makan dan memberi perlakuan lembut namun ia tetap merasa benci kepada pria yang dengan lancang nya merampas hal paling berharga dari Asahi.

Tak ada lagi binar di mata Asahi , tatapannya kosong. Tak ada lagi senyuman Asahi yang manis dan selalu ceria, kini hanya kesedihan dan keputusasaan yang Asahi perlihatkan. Matanya sembab karena sering menangis, bibir nya pucat pasi.

"Kak Yoshi kapan mau jemput asa.." monolog Asahi sangat lirih.

"Jaehyuk.. asa ngga mau disini.. maaf dan please tolongin asa untuk pergi dari sini.." lirih Asahi .

"Asahi benci Yunseo .." Asahi mengusap kasar air matanya yang lagi-lagi terjatuh, ia merasa kacau saat mengingat Yunseo yang selalu mencium bibirnya.

"Tolongin.. yunseo jahat!." Asahi mengusap bibirnya kasar , bekas Yunseo entah kenapa seakan masih terasa baru.

Sementara itu di lain tempat di waktu yang sama. Suasana markas Jervanos hening tidak rusuh seperti biasanya.

Yoshi yang kini menunduk , kedua tangannya saling bertaut tengah berdoa kepada tuhan untuk selalu menjaga Asahi dan meminta petunjuk agar ia dapat menemukan Asahi secepatnya, dia hampir putus asa namun beruntunglah teman-temannya selalu ada.

"Kamu dimana dek." Gumam Yoshi.

Tak berbeda dengan Yoshi, namun lebih parah. Jaehyuk dengan tatapan mata kosong dan sebatang nikotin di tangan kanannya kini tengah melamun memikirkan bagaimana keadaan manisnya sekarang, apakah ia makan dengan baik atau tidak.

Seokhwa yang bingung dengan situasi sekarang hanya mengamati sekitar, ia memaksa untuk ikut kepada Jaehyuk.

"Jaehyuk, stop rokoknya. Lo udah abis tiga bungkus hari ini. " Ucap Seokhwa memecah keheningan.

Jaehyuk tidak menanggapi. Kesal tidak di dengar, Seokhwa langsung merebut rokok di tangan Jaehyuk membuat si empunya menatap tajam dirinya.

"Lo apaansi!?." Sentak Jaehyuk, Seokhwa menatap datar Jaehyuk. "Lo pikir dengan kaya gini Asahi ketemu!?, Yang ada lo malah sakit dan ngga bisa nyari Asahi!." Balas Seokhwa.

"Lagian ngapain sih, dia juga udah gede kali. Lagi nginep mungkin di rumah temennya."

"Lo mending diem deh!." Mashiho yang sedari tadi diam pun berbicara, tidak suka dengan perkataan Seokhwa.

"Lo mending balik deh, ngapain disini juga ngga guna!" Lanjut Mashiho.

Seokhwa menatap Mashiho tak suka, ia hendak membalas namun Jaehyuk langsung menghentikannya.

"Bener apa yang Mashiho bilang, lo mending pulang deh." Usir Jaehyuk.

"Jaehyuk kok lo tega sih, gue ke indo cuma pengen ketemu lo."

"Gue ngga mau ketemu lo. Gue juga ngga minta lo buat temuin gue." Balas Jaehyuk, Seokhwa menatap kecewa . Ia langsung pergi dari sana tanpa berpamitan.

Anak-anak Jervanos hanya diam, tidak mau ikut campur dengan masalah pribadi Jaehyuk. Mereka juga bingung, sudah berbagai cara mereka kerahkan untuk mencari Asahi bahkan sudah lapor polisi tapi tetap saja tidak ada informasi dimana Asahi berada.

Mingyu menepuk pelan bahu Yoshi, "Ayok kita cari lagi adek lo." Ucapnya.

Yoshi menatap teman-temannya yang kini menatapnya juga. Mereka mengangguk, Yoshi tersenyum tipis.

Mas Ex. || Jaesahi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang