25; Pembalasan⚠️

4.9K 445 73
                                    

Asahi masih enggan melepas pelukannya, ia memegang erat baju yang dikenakan Jaehyuk. Lukanya sudah di obati oleh dokter, Yoshi di luar sana sedang berbicara empat mata dengan Dokter yang memeriksa Asahi.

"Lepas dulu ya sa, kamu harus makan." Asahi menggelengkan kepalanya, Mashiho mengintip di pintu yang sedikit terbuka.

Asahi tidak mau bertemu dengan orang lain, ia hanya ingin bersama Jaehyuk. Bahkan saat Dokter hendak memeriksanya, ia teriak ketakutan..

"Kalau ngga mau makan tidur ya.. " bisik Jaehyuk lembut, Jaehyuk mengusap -usap kepala Asahi lembut.

Tak berselang lama, Asahi menutup matanya. Ia sudah tertidur sangat nyenyak .

"Jadi adik saya trauma?."

Dokter yang menangani Asahi mengangguk, "Melihat apa yang menimpa pasien sudah jelas pasien mengalami trauma, dia akan takut kepada orang-orang untuk sementara sampai keadaannya membaik "

"Iya dok, bahkan sama saya dia masih belum mau bicara."

"Nak Jaehyuk adalah satu-satunya orang yang kini tidak ditakuti Asahi, saya pun tidak tahu kenapa."

"Tapi adik saya bakalan sembuh kan dokter?."

"Pasti . Perlahan saja , semuanya pasti akan kembali seperti semula. Perlahan Asahi akan menerima keadaannya. "

"Dan untungnya tidak ada luka dalam yang serius, hanya saja.. kondisi psikis nya yang terkena."

"Sebenarnya kembali kepada diri Asahi sendiri, traumanya akan bisa hilang tanpa bantuan medis jika ia ada kemauan untuk sembuh dan melawan rasa trauma itu."

"dan kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi saya lagi. kalau kamu mau, kamu bisa bawa Asahi ke psikiater atau psikolog untuk membantu pengobatan Asahi."

Yoshi mengangguk mengerti, "Terimakasih dokter."

Setelah berjabat tangan dan Dokter itu pamit, Yoshi menghela nafas panjang. Hari ini Bunda nya akan pulang, namun apa yang harus dikatakan jika bunda nya melihat kondisi Asahi sekarang.

Yoshi pergi ke kamar Asahi untuk melihat keadaannya sekarang, terlihat Jaehyuk yang berusaha melepaskan tangan Asahi dari bajunya dengan perlahan agar tidak terbangun.

"Lo mau kemana?." Tanya Yoshi, "Gue ngga bisa liat Asahi kaya gini, gue harus bales si Yunseo!." Balas Jaehyuk yang sudah tersulut emosi.

"Gue udah hajar dia"

"Ngga cukup buat orang kaya si Yunseo!."

"Tenang dulu. Tapi kali ini gue minta lo jangan kesana dulu, gue titip Asahi sebentar."

"Emangnya lo mau kemana?."

"Gue harus jemput nyokap."

Jaehyuk terdiam, ia memandangi Yoshi dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kalau bunda tau keadaan Asahi gimana?." Gumam Jaehyuk yang masih terdengar oleh Yoshi.

"Gue yang urus bunda, lo jagain Asahi disini. "

Setelah itu Yoshi pergi dengan menggunakan mobilnya, ia akan pergi ke Bandara.

"Mashiho, gue titip Asahi. Ada urusan sebentar.," Ucap Jaehyuk kepada Mashiho yang sedari tadi tidak pergi dari ruang tengah.

"Tapi Jae.."

"Sebentar doang, gue bakalan balik lagi "

"Tapi Asahi butuh lo!."

Jaehyuk tidak mendengar Mashiho, ia pergi dengan motornya yang melaju sangat cepat. Tujuannya kali ini adalah markas pertama (Bukan rumah yuta) Jervanos.

Mas Ex. || Jaesahi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang