Glory Cafe - Las Vegas, Nevada
Aely membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya, netra gadis itu menyapu tempatnya tertidur. Ternyata dia masih berada di dalam Cafe tempatnya menenangkan diri setelah dari taman, bibir gadis itu tampak memucat dengan mata yang menatap tak percaya pada sekitarnya.
Tangannya dengan cepat mencegat pelayan yang lewat di depan mejanya, "Permisi, siapa yang membantuku kembali ke dalam Cafe?" tanya Aely.
"Pardon? Anda tertidur saat membaca novel nona," jawab pelayan itu.
"Huh? Bukankah aku keluar Cafe bersama pria yang menggunakan topeng? Anda pasti melihatnya kan?" cecar Aely tak percaya.
Yang benar saja! Dia bahkan masih ingat dengan jelas bagaimana Alva menyeretnya keluar dari Cafe dan memasukkannya ke dalam mobil laki-laki itu kemudian menguncinya agar dia tidak kabur, Aely bahkan masih ingat apa yang Alva katakan padanya jadi bagaimana bisa pelayan itu tak melihatnya.
"Nona, saya tidak berbohong. Anda tertidur saat membaca novel, bahkan rekan kerja saya sempat ingin membangunkan Anda." balas pelayan itu.
Mendengar itu Aely menggelengkan kepalanya tak percaya, gadis itu memukul meja dengan kuat hingga menimbulkan kegaduhan. Orang-orang yang berada dalam Cafe itu menatap aneh pada Aely, bahkan beberapa di antara mereka secara terang-terangan mengatakan hal buruk pada Aely.
Aely menunjuk pada parkiran depan Cafe itu, "Aku diseret menuju parkiran oleh laki-laki asing! Dan kalian bahkan tidak tahu?!" teriak Aely.
"Nona, tidak ada yang menyeret Anda menuju parkiran. Mungkin nona hanya bermimpi, jika tidak ada kepentingan lagi, silakan pulang. Anda mengganggu pelanggan lain," ucap pelayan itu dengan sopan lalu melangkahkan kakinya menjauh dari Aely.
Kedua mata gadis itu masih menatap tak percaya pada pelayan yang baru saja meninggalkannya, jelas-jelas Alva mendatanginya bahkan laki-laki itu mencium paksa dirinya dalam mobil. Tapi bagaimana bisa tak ada seorang pun yang tahu, atau menolongnya saat dia diseret keluar oleh Alva.
Melihat pelayan lain yang lewat di depannya Aely dengan cepat menarik tangan pelayan itu hingga membuat nampan yang pelayan itu pegang terjatuh.
"Tuan, anda melihatku diseret keluar oleh seorang laki-laki kan? Katakan jika anda melihatnya!" ujar Aely.
"Nona, saya tidak melihat siapa pun diseret keluar dari Cafe ini sejak pagi. Mungkin Anda hanya berhalusinasi," ucap pelayan itu.
Aely menatap tak percaya pada pelayan itu bahkan kedua tangannya memegang bahu pelayan itu dengan kuat. "AKU TIDAK BERHALUSINASI! Apa yang aku katakan itu kenyataan! Kalian bahkan tidak tahu jika ada yang meminta bantuan kalian, tempat macam apa in–"
Belum selesai Aely berbicara, seseorang menarik Aely menjauh dari pelayan pria itu. "Aely, jangan membuat keributan di tempat umum." ucapnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Romance(17+) [PRE-ORDER 26 FEBRUARI - 17 MARET] (WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, AGE GAP, CHILD GROOMING, MANIPULASI, KATA-KATA KASAR DAN SEBAGAINYA. JIKA KALIAN MERASA CERITA SEMACAM INI TIDAK BERBOBOT, TIDAK USAH DIBACA) ***...