Las Vegas, Nevada
Keduanya saat ini berada dalam suatu restoran yang tak jauh dari toko buku itu, Aely yang memilih restoran itu dan Athala hanya diam di samping gadis itu.
Meski terlihat biasa saja, Athala sedang berusaha sekuat tenaga untuk menormalkan kembali detak jantungnya yang menggila.
"Athala, apa yang ingin kamu makan?" Aely bertanya tanpa menatap Athala. Netra gadis itu masih fokus membaca menu yang ada.
Senyum Athala terbit, lelaki itu menatap hangat pada Aely lalu membuka buku menu yang berada di depannya.
Dia melirik Aely yang masih fokus memilih makanan, Athala ingin tahu apa makanan kesukaan gadis itu namun dia takut jika bertanya.
Athala ingin berjuang pelan-pelan namun pasti, tak apa jika membutuhkan waktu yang lama untuk membuat Aely jatuh hati padanya. Karena dia akan terus menunggu.
Melihat Athala yang sedang menatapnya, Aely mengibaskan tangannya tepat di depan wajah Athala.
"Eh?" Dia menatap lekat pada Aely, "kenapa?" tanyanya.
"Jangan menatapku seperti itu," jawab Aely santai.
Athala seketika merasa bersalah, bagaimana pun yang dia lakukan pada Aely memang salah. Menatap gadis itu dengan lekat tanpa tahu Aely akan merasa nyaman atau tidak, akan Athala ingat jika Aely tak suka ditatap dengan lekat.
Dia kembali membaca buku menu lalu menentukan makanan yang dia inginkan. "Aely, apa kamu sudah selesai memilih?" tanya Athala sembari menutup buku menu.
"Iya." Aely mengangkat tangannya tinggi-tinggi agar pelayan menghampiri mereka.
Seorang pelayan laki-laki mendekat pada mereka lalu mencatat pesanan milik Aely dan Athala, setelah pelayan itu pergi barulah suasana canggung di antara keduanya kembali terasa.
Athala bersusah payah menelan salivanya, dia ingin menatap wajah gadis yang dia sukai tapi Aely tak suka ditatap.
Itu sangat menyiksa.
"Aely?" panggil Athala.
Aely menatap lawan bicaranya itu setelah meletakkan novel yang baru saja dia buka, "Iya? Ada apa?"
"Ujian kelulusanmu dua hari lagi, apa kamu sudah tahu Universitas apa yang akan kamu tuju setelah ini?" tanyanya.
Gadis itu tampak berpikir sejenak, raut wajahnya yang semula cerah mendadak suram. Dia ingin sekali melanjutkan pendidikannya di kota ini namun keberadaan penguntit itu membuat Aely berpikir dua kali, dia tak ingin terus menerus mengalami hal seperti ini.
Dan Aely pikir pindah adalah salah satu cara yang bisa membuat Alva tak tahu di mana keberadaannya.
Ya, Aely berharap jika laki-laki sialan itu tak akan pernah tahu di mana dia berada dan apa yang sedang dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER
Romance(17+) [PRE-ORDER 26 FEBRUARI - 17 MARET] (WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN, PEMBUNUHAN, AGE GAP, CHILD GROOMING, MANIPULASI, KATA-KATA KASAR DAN SEBAGAINYA. JIKA KALIAN MERASA CERITA SEMACAM INI TIDAK BERBOBOT, TIDAK USAH DIBACA) ***...