Chapter 19

5.5K 255 8
                                    

Oppulence Junior High School - Las Vegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oppulence Junior High School - Las Vegas

Alastair berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan wajah datar, tak ada ekspresi yang dia tunjukkan saat berada dalam rumah karena itulah aturan mereka. 

Sebagai salah satu orang penting dalam pemerintahan Las Vegas, ayahnya selalu menunjukkan wajah tanpa ekspresi di mana pun dia berada, karena perasaan manusia bisa terlihat dari raut wajah mereka dan sang ayah melarang keras dia untuk berekspresi dengan bebas.

"I'm hungry," gumam Alastair sebelum berjalan menuju dapur mengabaikan orang tuanya yang sedang berdiskusi.

Bukan hanya ayahnya yang merupakan orang penting di Las Vegas melainkan ibunya juga, Serena menjalankan bisnis kecantikan di kota itu dan karena itu juga Alastair selalu dituntut untuk sempurna dalam penampilan fisiknya oleh sang ibu.

Ekor mata Alastair melihat sang ayah yang menatap datar padanya, pria tua itu terlihat ingin membicarakan sesuatu namun Alastair tak peduli karena perutnya lebih penting dari pada pria tua itu.

"Anak tak tahu terima kasih," celetuk Serena.

Mengabaikan perkataan ibunya Alastair terus berjalan hingga dia menarik kursi dan duduk, dia memanggil salah satu pembantu yang bertugas menyajikan makanan dan menyuruhnya untuk membawakan makanan untuknya hari ini.

Dia tak tahu apa yang akan dia makan hari ini karena semua itu telah diatur oleh ibunya demi menjaga berat badannya, dan Alastair tak merasa keberatan dengan hal itu. Selagi layak dimakan maka dia tak akan protes.

"Hanya ini?" tanya Alastair pada sang pembantu.

Wanita paruh baya itu mengangguk, "Iya, tuan muda. Hanya itu," ucapnya sebelum berlalu meninggalkan ruang makan.

Alastair menatap makanannya tanpa minat namun dia harus tetap makan karena Serena akan marah besar jika dia melewatkan makanan. Ibunya tak sejahat itu, meskipun Serena banyak menuntut tapi wanita itu juga menuntun Alastair dan karena itu dia tak benar-benar membenci ibunya.

Fokus pada makanannya membuat Alastair tak sadar jika seseorang menarik kursi dan duduk di sampingnya. 

"Babe?" panggil Anna.

Gadis itu menepuk pundak Alastair hingga laki-laki itu menoleh padanya, bibir Alastair terangkat ke atas membentuk senyuman. Kekasihnya datang, dan dia sangat senang karena Anna selalu ada untuknya. Dia meletakan sendok dan garpu lalu menarik gadis itu ke dalam dekapannya.

Sayang sekali hubungan mereka hanya untuk formalitas keluarga, Alastair tak benar-benar mencintai Anna. Dia hanya menyayangi gadis itu tapi tak mencintainya meskipun mereka sudah bersama sejak usia sepuluh tahun, dan Alastair rasa dia tak akan bisa mencintai gadis dalam dekapannya ini.

"Kenapa kamu datang?" tanya Alastair.

"Kenapa? Apa menemuimu harus memiliki alasan? I'm your girlfriend," jawab Anna dengan cemberut.

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang