Part 2 : Merasa Bersalah

121 16 232
                                    

"Bagaimana? Dimasa depan aku bagaimana?" Kavita bertanya lagi dengan wajah antusias––membayangkan dimasa depan dirinya adalah ibu sosialita yang masih sangat cantik dan selalu seperti masih muda.

Kavya kikuk dan menjawab, "Kau masih hidup dimasa depan kok..."

Kavita terdiam sejenak lalu berkomentar, "Aku bertanya bagaimana aku dimasa depan, bukan bertanya masih hidup atau tidak!"

Kavya terpelonggo tersendiri karena tersadar akan ucapannya––gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Maksudnya, kau selalu seperti masih muda, sungguh..."

Kavita langsung tersenyum-senyum sendiri. "Jelas, aku kan memang seperti itu!" Perempuan itu menepuk pundak Kavya cukup keras karena salah tingkah, sedangkan Kavya sendiri cengengesan lalu mengusap-usap pundaknya yang sakit.

"Kalau aku?" Aditya bertanya dengan antusias juga.

Kavya memperhatikan Aditya sejenak. "Kau berbeda sekali dengan sekarang! Sungguh! Sangat berbeda!"

"Berbedanya apa?"

"Kau menjadi lebih berisi dan tak banyak bicara, kau jadi cuek!" ketus Kavya.

Aditya memanyunkan bibirnya sedih. "Maafkan ayah nak, mungkin di masa depan ayah banyak pikiran..."

Kavya menatap sinis ke arah Aditya. "Aku ingin mendengar maafmu di masa depan, itu lebih tulus!"

Arka terkekeh sejenak. "Aditya dimasa depan pasti ayah yang kejam kan? Sampai-sampai kau se dendam itu--"

"Tidak kejam kok, hanya saja dia selalu melarangku kemana-mana! Bahkan aku tidak bersekolah seperti anak kebanyakan! Aku bersekolah dirumah! Aku tak punya teman! Aku punya pacar! Tak punya kenalan!" gerutu Kavya yang masih menatap Aditya dengan tatapan dendam.

Kinara menutup mulutnya kasian. "Kau benar-benar dipenjara?"

Kavya mengangguk. "Hanya waktu SD saja aku sekolah di sekolah..."

Kavita terlihat merasa bersalah pada Kavya. "Apakah aku sungguh kejam menjadi ibumu?"

"Kau tidak kejam," jelas Kavya, pandangannya langsung beralih pada Aditya. "Tapi dia yang kejam..."

Aditya ternganga. "Biasanya yang seperti itu kan sepaket! Kenapa aku saja yang kejam?!"

Kavita terlihat berpikir keras dan menyeletuk, "Apa jangan-jangan aku dan Aditya bercerai?"

Kavya buru-buru menggelengkan kepalanya. "Tidak! Kalian tidak bercerai, kalian setia dan tak mungkin berpisah seperti itu..."

Kavita langsung terdiam seolah paham sesuatu.

"Oh iya, kau punya adik atau kakak?" tanya Arka penasaran.

"Aku anak tunggal... Yang kesepian," terang Kavya memberikan ekspresi sedihnya.

Kinara lagi-lagi menatap Kavya sedih. "Kejam sekali Kavita dan Aditya. Kalian membuat dia seperti dipenjara dan sendirian..."

Aditya tertawa. "Kau pun seperti itu kan dulu?!"

Kinara langsung menatap datar ke arah Aditya. "Ya ya!"

"Maksudnya?" Kavya tak mengerti.

"Kinara itu seperti mu dulu. Dia bersekolah dirumah, tak boleh kemana-mana serta anak tunggal yang kesepian––ayah dan ibunya sibuk bekerja, lalu kami bertiga selalu diam-diam masuk ke rumahnya untuk mengajaknya bermain, ya itung-itung menolong dia agar tidak depresi. Tapi sekarang dia mulai bersekolah di sekolah sungguhan, hmm itupun atas bujukan Kavita..." jelas Arka dengan suaranya yang menurut Kavya seksi.

Kinara langsung memeluk Kavita. "Maka dari itu aku sangat sayang pada Kavita!" katanya dengan ekspresi gemas.

Kavita terlihat geli sendiri. "Ish..."

Past Time : Kavya Story [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang