Part 5: Villain-nya

83 12 191
                                    

Rencananya hari ini Kavita akan membelikan pakaian baru untuk Kavya, karena beberapa hari ini, gadis itu memakai pakaiannya saja... Jadi apa salahnya memberikan pakaian baru?

Ayah mana sih? Kok belum muncul-muncul juga? gumam Kavya seraya melirik kanan dan kiri, berharap Aditya cepat-cepat datang. Sedangkan Kavita sendiri sedang mengunci pintu karena dirumah tak ada siapa-siapa.

"Ayo..." ajak Kavita.

"Tunggu, tali sepatu ku lepas," alasan Kavya agar bisa menunggu Aditya terlebih dahulu.

Tampaknya sesuai rencana--Aditya dengan pakaian yang super kalemnya pun segera datang dan hendak melewati mereka begitu saja, akan tetapi Aditya menghentikan langkahnya. "Mau kemana Kavya?" tanya Aditya dengan ekspresi datar, sengaja tak menatap Kavita.

Kavita sendiri kebingungan; Aditya tidak memanggil Kavya dengan sebutan 'nak' lalu tak memanggil dirinya sayang lagi, bahkan tak meliriknya sama sekali. Batinnya; Oh apakah dia baru waras sekarang?

"Mau beli baju baru," balas Kavya.

"Mau ku antar pakai motor? Sekalian saja?" ajak Aditya.

Kavya melirik Kavita. "Kita bertiga lagi maksudnya?"

Aditya melirik Kavita sejenak lalu mengalihkan pandanganya lagi pada Kavya. "Oh ku kira kau akan pergi sendirian, sepertinya tidak bisa bertiga. Kapan-kapan saja, kita berdua beli bersama ya?" ujar Aditya sebelum pergi begitu saja.

Kavita mengernyitkan dahinya. "Itu anak idiot kenapa? Geser kepalanya?"

"Dia sepertinya baru memasuki fase waras yang sesungguhnya..." gumam Kavya.

Kavita langsung bergidik ngeri.

Setelah sampai mall yang dituju--Kavita dan Kavya berbelanja banyak. Mereka juga memilih pakaiannya sangat lama, seperti wanita-wanita pada umumnya. Ingin ini, ingin itu, tapi uangnya cukup untuk baju yang lain, atau ukurannya yang tak pas.

Setelah semuanya ter-beli. Akhirnya, yang di tunggu-tunggu Kavita pun tiba. Mereka akan makan bersama, perutnya sudah sangat kelaparan apalagi belum sarapan apa-apa. Untung saja tidak pingsan. Saat mereka tengah makan bersama; pandangan Kavita beralih pada seseorang yang tak asing di pandangan, itu Aditya. Dia sedang bersama seorang gadis, berjalan-jalan.

"Wah, ayah dengan siapa itu?" Kavya bertanya dengan heboh, mencoba memanasi Kavita.

"Pacarnya mungkin?" Kavita tampak acuh.

"Lalu ibu bagaimana?"

"Baguslah, jika dia punya pasangannya, agar dia tidak mengejar-ngejar ku terus!" timpal Kavita dengan sinis.

"Nanti kau merasa kehilangan," goda Kavya.

Kavita bergidik ngeri seraya meminum es jeruknya. "Bukan kehilangan, tapi kesenangan!" jelasnya.

Seketika mereka jadi hening, ketika seorang pria bertubuh tinggi tiba-tiba mendudukkan tubuhnya disebelah Kavita. Pria itu, Karan. "Kenapa kau disini?" bisik Kavita seolah ketahuan selingkuh.

Kavya menatap keduanya dengan tatapan datar--tak suka.

"Kenapa sayang? Kenalkan aku pada anakmu dong," pinta Karan sengaja, dengan senyuman jahatnya yang dia pancarkan langsung kepada Kavya.

Kavita langsung cengengesan sambil menatap Kavya. "Dia temanku, Karan Mahesa."

Masih dengan senyuman jahatnya, Karan mengulurkan tangannya kepada Kavya. "Kenalkan, aku Karan. Ayah tirimu..."

Kavya hampir tersenyum karena perkataan Karan yang menurutnya konyol. Namun dia harus tetap membuat ekspresi datarnya, agar Kavita tahu, jika Kavya tak suka pada Karan.

Past Time : Kavya Story [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang