Part 3 : Karan

95 14 142
                                    

Besoknya, Kavya meminta Kavita dan Aditya untuk mengajarinya mengendarai motor. Karena dimasa depan, dia tidak bisa menggunakannya, bahkan sebenarnya tak pernah naik motor. Ia selalu senang melihat orang-orang yang balapan menggunakan motor, di televisi.

"Kavita sayang, sekalian saja kau belajar," ujar Aditya menyarankan––Kavita sendiri juga tak bisa mengendarai motor, walaupun keliatannya Kavita seperti seorang tomboi, tapi dia lemah di motor.

Kavita malah menatap Aditya datar. Seolah menjawab; Apa pentingnya dengan hidupmu jika aku tak bisa mengendarai motor? Ini hidup ku, terserah aku lah!

Aditya langsung cengengesan. "Baiklah-baiklah... Ayo anakku, kita belajar sekarang!"

Saat Pertama belajar--Kavya rupanya langsung bisa mengendarainya dengan mudah. Namun di tengah-tengah, gadis itu justru terjatuh hingga ia terluka.

"Aww..." runtuh Kavya.

Aditya dan Kavita buru-buru menghampiri anak mereka yang ada dimasa depan itu. "Tak apa kan?" tanya Kavita khawatir.

"Aaa anakku, untung saja kau tak kenapa-kenapa," ujar Aditya merasa lega.

"Lututku terluka," lirih Kavya merengek seperti anak kecil. Sejujurnya menyenangkan juga merengek-rengek seperti ini, apalagi pada orangtuanya sendiri. Dimasa depan masa bisa begini? Apalagi dikhawatirkan oleh dua orang tersayang secara langsung.

"Biar aku obati," kata Kavita segera mengeluarkan penutup luka.

Kavya tersenyum senang sembari menatap Kavita dan Aditya secara bergiliran. Rasanya Kavya benar-benar merasa beruntung karena bisa pergi ke masa lalu, dan melakukan banyak hal bersama orangtuanya. Yang sebelumnya tak pernah dia rasakan.

"Aku sayang kalian!" kata Kavya seraya memeluk keduanya.

Aditya dan Kavita langsung saling melirik ketika di peluk oleh Kavya. "Kita juga sayang padamu..."

Setelah itu, Kavya meminta Aditya dan Kavita untuk memasak bersama. Momen yang selalu Kavya tunggu-tunggu adalah memasak bersama dan memakannya bersama-sama juga.

Saat ini mereka bertiga ada di dapur milik Kavita. Kavya menyeletuk, "Sebenarnya kemarin adalah hari ulangtahunku. Hadiah terindah yang pernah ku dapatkan adalah pergi masa lalu dan bertemu kalian..."

Kavita dan Aditya shock berat. "Kemarin? Kemarin kau ulangtahun? Kenapa baru bilang sekarang?"

Kavya masih menggembangkan senyumannya. "Karena terlalu senang, aku sampai lupa..."

"Sekalian saja kita buat kue ulangtahun, ya kan?" ajak Aditya yang ingin merayakan ulangtahun putrinya.

"Sungguh?" Kavya tampak tak percaya. "Kau sungguh ingin membuat kue ulangtahun? Waktu dimasa depan, kau bahkan tak pulang, dan juga mengirimkan ku kue ulangtahun. Aku tiup lilin hanya menggunakan semangkuk nasi putih..." lirih Kavya diakhir kata.

Kavita dan Aditya langsung menatap iba. Mereka semakin berpikir, jika mereka benar-benar kejam. "Sepertinya kita seperti orangtuanya Kinara. Kita sibuk bekerja kan?"

Kavya mengangguk.

"Ayo kita buat kue ulangtahunnya! Kita habiskan waktu kita untuk merayakan ulangtahun mu, ya?" ujar Kavita dengan senyuman sumringah, agar Kavya juga ikut senang.

"Aku suka kue strawberry! Aku ingin strawberry nya yang banyak!" pinta Kavya.

"Kita mencari strawberrynya dimana?" Aditya bertanya-tanya.

"Kan ada supermarket?"

"Ada sih, hanya saja jauh sekali--"

"Tapi dimasa depan ada kok!" sela Kavya.

Past Time : Kavya Story [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang