Part 7 : Mawar Putih

63 13 180
                                    

Tepat pada pukul 15.00 Kavita dan Aditya terbebaskan dari gudang ini. Karena Arka dan Kinara datang sebagai pahlawan, padahal yang sebenarnya terjadi adalah, mereka sendiri yang mengunci Aditya dan Kavita.

Kavya di dalam lemari sudah pegal-pegal, tetapi Aditya dan Kavita justru tak berbuat romantis. Mereka berdua hanya membicarakan tentang Kavya yang mustahil datang dari masa depan.

Sejujurnya Kavya pun tak percaya. Ia berpikir bahwa ia sedang bermimpi yang sangat indah. Jadi dia tidak mau merusak mimpinya dengan bangun.

[Day 2 : Jalan-jalan bertiga]

Kavya merengek-rengek kepada Kavita dan Aditya untuk mengajaknya jalan-jalan. Karena di masa depan mereka tak pernah melakukan itu. Merasa iba, Aditya dan Kavita pun setuju-setuju saja. Walaupun sebenarnya Kavita sangat malas, apalagi berhubungan dengan Aditya. Jika pria itu sendiri? Sudah di pastikan dia kesenangan.

Jalan-jalan yang sesungguhnya. Mereka berjalan kaki kesana dan kemari, seraya membeli benda apapun yang menurut Kavya lucu. Untungnya mereka mempunyai teman yang bernama Kinara; anak sultan yang membiayai jalan-jalan mereka. Walaupun Kinara sendiri tak ikut jalan-jalan.

"Waktu di-masa depan––ayah selalu mengatakan bahwa saat ibu masih muda, ibu adalah gadis yang sangat lembut... Tetapi pada kenyataannya lain," terang Kavya bercerita. Ia selalu tertawa jika mengingatnya.

Aditya mengernyitkan dahinya. "Ayah sungguh mengatakan itu? Apakah tak salah?"

"Mungkin kau hanya bercanda! Kebalikan ya kan?!" ketus Kavita sinis.

"Iya juga sih, sepertinya begitu nak? Kau percaya dengan ucapku di masa depan?" Aditya bertanya dengan antusias.

"Ya tentu saja percaya. Habisnya aku juga lembut. Keturunan siapa lagi? Kau kan jamet..." balas Kavya seraya cengengesan.

"Gadis yang ku kenal lembut hanya Kinara..." lirih Aditya dengan tatapan kosongnya. Ia mulai berpikir yang aneh-anehnya.

"Mungkin ibunya tertukar, ya kan?" celetuk Kavita.

"Mana ada!" Kavya tertawa lagi.

Aditya masih termangu lalu tiba-tiba bertanya, "Dimasa depan, kau tak pernah bertemu, Kinara?"

Kavya terdiam beberapa saat. "Tidak, di-masa depan... Kinara tak ada di wilayah ini lagi. Dia pindah ke Australia dan tak mau pulang kesini lagi, gara-gara takut pada ayah."

Aditya tiba-tiba memegang dadanya. "Kenapa takut padaku?"

Kavita menyeringai. "Kau mengancamnya mungkin? Atau berbuat suatu yang salah?"

Kavya terdiam sejenak. Justru dia yang berbuat salah!

Aditya menggaruk-garuk kepalanya. "Tidak tahu..." Aditya berubah menjadi dingin, pria itu juga sepertinya tidak menikmati momen jalan-jalan mereka. Seperti sedang banyak pikiran, apalagi kala mendengar Kinara takut padanya.

"Beli es krim itu yuk?" ajak Kavya.

Kavita mengangguk lalu segera berlari ke tempat es krim itu, sedangkan Aditya hanya menatap mereka berdua dengan perasaan lain. Bagaimana jika sebenarnya... Kavya adalah anaknya Kinara? batin Aditya.

Tapi bagaimana mungkin? Aditya membatin lagi sambil geleng-geleng kepalanya, berusaha untuk tidak berpikir yang tidak-tidak.

"Ayah cepat sini!" ajak Kavya di sebrang sana––Aditya langsung membuyarkan lamunannya dalam sekejap, pria itu pun lantas pergi menyusul mereka.

Disisi lain di masa depan

Aditya dewasa sedang merenung sendirian sambil memperhatikan kamar istrinya dengan perasaan tak karuan. Anaknya sudah menghilang selama beberapa hari. Ia jadi mengingat lagi masa lalu. Pria itu pun lantas tersenyum tipis. "Sekarang dia pergi ke masa lalu?" gumamnya tanpa menghilangkan senyumannya.

Past Time : Kavya Story [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang