[Day 4 : Tak terencana]
Kavya masih kesal kepada Aditya yang terlalu membela Kinara. Sampai-sampai makanan yang sudah dibuang ke tempat sampah langsung dibawa dan dimakan Aditya. Hanya demi menghargai masakan Kinara.
Padahal jika dipikir-pikir. Dimasa depan, Kinara tidak ada artinya dikehidupan Aditya. Kinara hanyalah penghancur keluarga kecilnya, mungkin. Belum ada bukti yang kuat untuk membuktikan jika Kinara lah penghancur keluarga kecilnya.
Walaupun kesal. Kavya tetap berpikir untuk menyatukan kedua orangtuanya dan menjauhkan Kavita dengan Karan. Waktunya tak lama lagi. Hanya tinggal menghitung jari.
"Selama ini ayah dan ibu tak pernah memiliki waktu berdua, meskipun mereka berteman. Selalu ada Arka dan Kinara ditengah-tengah mereka. Dan jikapun tak ada mereka, pasti ada aku akhir-akhir ini," gumam Kavya berpikir lebih lanjut lagi.
"Ya, solusi nya adalah membuat mereka berjalan-jalan berduaan! Mereka harus bersenang-senang tanpa memikirkan yang lain, maksudnya, tanpa memikirkan aku atau kedua temannya!" sepakat Kavya.
Kavya pun segera pergi ke Arka––tempat dia meminta bantuan untuk saat ini. Maafkan Kavya, Arka. Untuk beberapa hari ke depan, kau harus direpotkan olehnya. Maaf dan terimakasih.
"Bagaimana caranya agar mereka bisa bersenang-senang berdua? Kau tahu sendiri Kavita bagaimana pada Aditya? Apakah bisa dengan luas hati, Kavita bersenang-senang dengan Aditya berdua?" Arka rasanya tak percaya. Agak mustahil jika mengingat kelakuan Aditya dan mengingat sifat Kavita pada Aditya.
"Kemarin saat pencurian itu. Kavita terkesan pada Aditya!" terang Kavya tanpa memudarkan senyumannya. "Kavita bahkan tersenyum tipis setelah di selamatkan Aditya! Tersenyum tipis! Kau bayangkan itu, itu peningkatan yang sangat besar!" tambahnya dengan heboh.
"Senyum tipis?" Arka nyengir dibuatnya.
"Iya! Itu jarang terjadi! Kavita bisanya hanya memberikan muka masamnya pada Aditya, itu peningkatan ya kan?"
"Ya juga, tapi itu peningkatan yang sangat--" Arka menahan tawanya.
"Tapi itu bagus! Ada kemungkinan Kavita akan tersenyum lebar nantinya, ya kan?" harap Kavya.
"Okey! Tidak ada yang tidak mungkin didunia ini, mari kita buat Kavita tersenyum lebar untuk Aditya!" Arka memberikan semangatnya walaupun sambil tertawa.
"Nah begitu!" Kavya ikut senang lalu mengulurkan tangannya agar Arka menerima uluran tangannya.
Arka menerimanya dan mereka bersalaman seraya menggoyang lengan mereka, dan tertawa bersama.
Kavya tersenyum tulus seraya menatap Arka dengan tatapan berbeda. Ah, bagaimana bisa Kavya semakin menyukai Arka? Rasanya tak rela akan pergi beberapa hari lagi. Kavya ingin berlama-lama lagi dengan Arka.
Siapa yang tak menyukainya? Arka, pria tampan, baik hati, peduli, ramah, penolong dan sebagainya. Dan ya, Kavya akui. Pria seperti Arka memang cocok jika bersanding dengan Kinara.
Kavya sedikit cemburu. Mengapa dirinya harus lahir terlambat? Jika dia seumuran dengan Arka, mungkin saja Kavya akan terus mengejar pria itu sampai dapat.
Ya, cinta memang tak mengenal usia. Hanya saja Kavya tak tahu. Dimasa depan Arka sudah menikah atau belum. Itulah pertanyaannya. Jika sudah kembali ke masa depan, Kavya akan buru-buru mencari tahu soal Arka.
---
[Day 5 : Kemah]
Kavya dan yang lainnya sepakat melakukan kemah pada malam hari di suatu hutan yang tak berbahaya. Warga disana juga selalu ada yang berkemah disana tiap bulannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Time : Kavya Story [Lengkap]
HumorKavya terbawa ke masa lalu, hanya karena menidurkan tubuhnya ke ranjang antik milik ibunya. Dimana saat itu, untuk pertama kalinya ia bisa bertemu dengan ibunya yang sangat cantik itu. Ibunya yang bernama Kavita terkenal sangat dingin dan angkuh. Di...