Part 4 : Melabrak Karan

96 12 155
                                    

"Si Karan Karan itu sekarang dimana? Kelas berapa?" tanya Kavya seperti seorang preman yang hendak memalak orang.

Arka garuk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Dia sudah lulus, sekarang dia bekerja..."

Kavya melongo. Kavita ini selalu saja membuatnya terkejut dengan kehidupannya. "Dia sudah dewasa berarti? Berbeda berapa tahun dengan Kavita?"

"Empat tahun..."

"Kenapa mereka bisa saling jatuh cinta? Tapi Kavita tahu kan? Jika Karan adalah anak dari seseorang yang telah membuat dia kehilangan ayah?" Kavya bertanya lagi. Ia benar-benar harus tahu semuanya dengan detai.

"Kavita tahu yang sebenarnya. Ya karena ayahnya Karan sudah di jebloskan ke dalam penjara. Lagipula perasaan itu aneh. Kita tidak akan pernah tahu, siapakah orang yang akan kita cintai. Entah itu teman atau musuh..." timpal Arka yang sepertinya tak mempermasalahkan Kavita jatuh cinta pada siapa, karena cinta itu memang aneh.

"Kalau misalnya cinta berbeda usia?" Kavya lagi-lagi bertanya-tanya. Kali ini menjurus pada dirinya sendiri.

Arka tertawa. "Wajar, cinta berbeda usia itu normal. Apalagi hanya berbeda empat tahun."

"Maksudnya begini; misalnya aku jatuh cinta pada seorang pria yang ternyata usia pria itu seumuran dengan ayahku sendiri, bagaimana?" Kavya menjelaskan lebih detailnya.

"Ya ada juga yang seperti itu. Namun jika menurutku, itu terlalu jauh. Tapi semua itu tak masalah, umur hanya angka... Jika sudah jatuh cinta, apa boleh buat?" Diakhir kata Arka cengengesan.

Kavya mengangguk-anggukkan kesenangan. "Apa kau mau membantuku menjalani misi?"

"Misi apa?"

"Misi untuk menjauhkan Kavita dari Karan!"

Arka rasanya ingin sekali menolak permintaan gadis ini. Tetapi mata gadis itu memelas, memohon padanya. Dan itu mengingatkan sesuatu padanya; jika di masa depan, dirinya adalah paman yang buruk sampai-sampai keponakannya tak tahu ada dirinya di dunia ini.

"Baiklah, tapi jika gagal... Jangan menangis ya?"

Kavya mengangguk-anggukkan kepalanya kesenangan seraya memainkan ujung bajunya karena salah tingkah.

"Ya sudah, sebentar lagi aku harus masuk kelas..." izin Arka.

"Aku tunggu disini ya? Sambil menyusun rencana, jadi pulangnya bersama..." cicit Kavya memelas lagi.

"Nanti kalau Kavita tahu kau disini dengan pakaiannya, bagaimana?"

"Aku pandai bersembunyi dengan tubuh mungil ku ini," terang Kavya langsung.

Arka terkekeh lalu mengacak-acak rambutnya Kavya yang membuat jantung gadis itu hampir melompat dari tempatnya. "Ya sudah jaga diri ya, bentar lagi juga aku selesai sekolahnya." Pria itu lantas pergi, meninggalkan Kavya yang masih salah tingkah.

Setelah menunggu sekitar sejam. Penantian Kavya akhirnya terbayar kala melihat Arka berjalan ke arahnya, pria itu melambaikan tangannya seraya tersenyum manis kepadanya. "Astaga, dia manis sekali... Kenapa kami berbeda zaman? CK! Aish! Takdir ku kenapa begini? Huaaa! Jatuh cinta pada teman ayah! Ish... Tak lucu!"

Arka sampai di Kavya lalu merangkul gadis itu. "Sudah membuat misinya? Bagaimana?" tanya Arka seraya mengajak Kavya berjalan bersama yang lain yang sedang berjalan juga.

"Kita harus labrak Karan!" terang Kavya antusias.

Arka nyengir pasrah, lantas berbisik, "Dia memiliki otot yang besar... Apakah kau yakin?"

"Aku tidak peduli dengan ototnya!" timpal Kavya. "Yang penting posisi ayahku aman di kehidupan ibuku!" tambahnya.

"Kau sangat sayang pada ayahmu ternyata..." gumam Arka.

Past Time : Kavya Story [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang