bab 15

48 29 4
                                    

Hari ini adalah hari bahagia bagi keluarga Wijaya sebab hari ini hari di mana princess mereka dilahirkan. Yaps Dinda sedang berulang tahun dan tentu saja mereka akan membuat sebuah pesta yang begitu meriah yang dihadiri banyak kolega bisnis Mikail dan Rizal.

Mereka sedang mempersilahkan sebuah pesta di hotel milik keluarga mereka yang begitu meriah dibantu oleh WO (weeding organizer). Semuanya dipersiapkannya semata-mata mengingat betapa berharganya Dinda dalam hidup mereka.

“Periksa semuanya jangan sampai ada kesalahan sekecil apa pun!” Ayu dari tadi sudah mondar-mandir di sana.

Mikail hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang istri yang begitu antusias sampai dia lupa kalau umurnya tidak mudah lagi.  Para WO hanya mengangguk saja sebab yang di hadapannya bukan orang sembarangan.

“Mah, sebaiknya istirahat ingat nanti encok,” ucap Dika.

“Apa kamu bilang coba ulangi lagi!” Ayu berdecak pinggang.

Dika langsung lari dari sana bisa-bisa kupingnya putus dijewer sang mama, tentu saja tidak ada yang bisa menolongnya kecuali adik tersayangnya dan sialnya Dinda sedang berada di kampus. Dika semakin ketakutan saat mendengar suara Ayu yang menggelegar.

 “Ke sini kamu anak nakal!” teriak Ayu.

Mikail langsung menghentikan Ayu yang sudah menjadi tontonan banyak orang dan langsung memeluknya dari belakang yang mampu membuat sang istri mematung.

“Maaf semuanya lanjutkan ini masalah keluarga tolong dimaklumi.” Ayu berusaha terlihat tenang, sebenarnya dia berusaha menutupi kegugupannya.

***

Dinda sedang berada di ruangan Dirga, sekarang dia sudah menjadi asisten pria itu. Dinda memeriksa hasil ujian kelas lain tanpa sadar kalau ada yang memperhatikannya dengan tatapan begitu mengaguminya. Yaps orang itu adalah Dirga, senyuman tidak pernah lepas dari wajahnya saat melihat pujaan hatinya.

“Pak ini sudah selesai ada lagi?” tanya Dinda.

“Eh, tidak ada sekarang kamu bisa pulang dan tolong kabari saya kalau sudah sampai rumah.” Dirga berusaha bersikap datar takut ketahuan dari tadi memperhatikan Dinda.

Dinda hanya mengangguk saja sebab tendangan sudah terkuras habis memeriksa semua ujian itu, tanpa membuang waktu lagi dia langsung ke arah parkiran kampus yang sudah ada sopir yang menunggunya di sana.

Beberapa menit kemudian Dinda akhirnya sampai di mansion Wijaya, dia langsung masuk ke kamarnya mandi setelah itu istirahat. Dia sudah tahu kalau keluarganya akan mengadakan perayaan ulang tahunnya ke-20. Dinda hanya bisa menurut sebab tidak mau mengecewakan mamanya yang begitu antusias, akibat capek Dinda akhirnya tertidur dengan nyenyak.

Berbeda dengan Dinda yang tidur, Dirga sedang uring-uringan karena menunggu kabar dari Dinda. Hampir satu jam dia menunggu belum ada kabar juga membuatnya memutuskan pergi ke mansion Wijaya meskipun dia harus mendapatkan pukulan lagi sebab datang ke sana.

Pernah Dirga mengantar Dinda ke pulang sebab ban mobilnya kempes, di sana dia langsung dihajar oleh Mikail habis-habisan dikira mempunyai niat yang jahat. Namun, benar kata orang kalau kesusahan pasti ada kebahagiaannya di sana. Akibat luka yang didapatkan dari Mikail, Dinda yang mengobatinya sehingga dia begitu bahagia bahkan rela setiap hari dipukuli asalkan Dinda yang mengobatinya.

Mobilnya sampai di pekarangan rumah entah kesialan atau keberuntungan mobilnya berpapasan dengan mobil milik Mikail. Turunlah Mikail dari mobilnya disusul yang lainnya.

“Ada apa ke sini?” tanya Mikail datar.

“Menemui calon istriku.” Jawaban dari Dirga mampu membuat para pria Wijaya marah.

Ayu langsung menenangkan mereka semua dan mengajak Dirga masuk, tentu saja Mereka protes akan hal itu, tetapi semuanya langsung diam saat melihat wajah Ayu kesal. Mikail langsung menutup rapat-rapat mulutnya takut mulutnya menjadi biang masalah sehingga dirinya berakhir tidur di luar. Ayu langsung mempersilahkan Dirga duduk dan memerintahkan pelayan menyiapkan minuman.

“Bagaimana perkembangan kasus itu?” tanya Rizal.

“Maaf untuk kasus itu kita tidak bisa dibicarakan di tempat terbuka seperti.” Dirga menatap ke arah para penjaga.

Rizal langsung paham maksudnya langsung mengajak di ruang pribadinya di susul dengan Mikail dan lainnya. Saat sampai di sana pintu langsung di tutup tidak lupa dikunci.

“Sekarang jawab,” desak Rizal.

“Sam sudah mulai menelusuri semuanya karna kejadian itu terbilang cukup lama dia agak kesulitan dan seperti dalang di balik itu semua berada di sekitar kita sebab permainan mereka sangat bersih dan sekian lama kalian tidak menemukan pelakunya padahal kalian bisa menemukan mangsa meskipun mereka berada di lubang semut sekalipun,” jelas Dirga.

“Apa maksudmu dalang di balik itu semua kemungkinan besar berada di sini?” tanya Dimas.

“Sepertinya bukan hanya di sini tetapi di keluargaku dan di kediaman Aditama, jadi jangan terlalu percaya pada orang lain karena itu bisa mengkhianatimu, menurutku dan Sam motifnya seperti dendam tetapi itu baru asumsi kami sementara,” jelas Dirga.

“Mas, bagaimana ini aku takut?” Ayu benar-benar takut sekarang.

“Jadi kita harus bagaimana sekarang?” tanya Mikail.

“Untung sekarang perketat keamanan Dinda jika bisa yang mengantarkan jemput dia harus keluarga inti dan batasi pergaulan kalian dulu jangan terlalu akrab pada orang lain atau bagaimana kalau aku saja yang mengantar jemputnya ke kampus,” saran Dirga.

“Eh, kau ingin mengambil kesempatan di sini lagi?” pertanyaan Dika seolah tidak setuju.

“Ini hanya saran lagi pula sekarang siapa yang paling bisa dipercaya kita tidak tahu latar belakang semuanya?” Ucapan Dirga mampu membuat semuanya diam.

Rizal langsung menyetujui saran Dirga sebab tidak ada pilihan lain kali ini, dia takut langkah diambil salah dan itu akan mengacaukan semuanya yang lain hanya bisa pasrah sebab yang dikatakan Dirga memang benar. Sekarang mereka baru sadar dengan ke ganjalan itu semuanya mulai dari informasi yang mereka dapat tidak pernah beres.

***

Pria berpakaian hitam itu sedang bingung saat tahu kalau keluarga Wijaya terlihat santai padahal prediksinya kalau mereka akan saling menjatuhkan dan memusnahkan, tetapi mereka berperilaku seperti tidak terjadi apa-apa. Laporan dari keluarga Sanjaya kalau mereka juga sibuk pada dunianya masing-masing dan tidak pernah ada yang membahas tentang itu lagi.

“Sial!” Marah Pria itu.

“Maaf, Bos. Semuanya tidak berjalan seperti rencana,” ucap laki-laki disebelahnya.

“Cari tahu kenapa bisa seperti sekarang kembalilah ke sana takut mereka curiga!” pinta Pria itu dibalas.

Pria itu langsung membanting gelas yang ada ditangannya padahal sedikit lagi tujuannya tercapai dendamnya terbalaskan semua hinaan dan sakit hati yang dulu dirinya terima akan terbalaskan. Namun, kali ini dia harus bersabar lagi sebab rencana awalnya gagal sehingga harus menyusun rencana yang lebih bagus supaya sekali tepuk semuanya jatuh.

“Kalian harus membayar kesalahan kalian di masa lalu dan merasakan apa yang kurasakan dulu, setiap tetes air mataku harus mereka bayar dengan setetes darah bertahun-tahun dendam ini aku simpan!” Pria itu menatap tangannya yang berlumuran darah akibat kena serpihan kaca penuh kebencian.

Semua kebahagiaannya harus direbut paksa darinya tidak ada lagi canda tawa yang melekat di wajahnya, sekarang hanya ada dendam yang membarah bagikan kobaran api yang siap membakar semuanya.

Milik CEO Tua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang