bab 20

91 39 36
                                    

Happy reading
-
-
-
-

Kondisi Dinda sudah mulai membaik dan dia sudah diperbolehkan pulang, mereka semua begitu antusias menyambut kedatangan princess berbagi jenis makanan yang tertata rapi yang tentu saja menggugah selera. Teman kampus Dinda turut hadir memeriahkan acara kecil-kecilan itu canda tawa menghias kediaman itu.

Dirga pun tidak mau kalah dengan yang lain, selama Dinda di rumah sakit dia menemaninya yang menghadirkan tatapan sinis dari para pria Kusuma Wijaya. Tentu hal itu membuat yang lain merasa tidak terima melihat kehadiran Dirga yang datang sebagai penyelamat.

"Apakah kamu tidak punya pekerjaan lain selain menganggu ketenangan kami?" tanya Mikail dengan sinis.

"Aku ke sini untuk menemui kekasihku, jika kamu bosan padaku pergi saja sana." Dirga pergi tanpa menghiraukan tatapan mematikan yang dilayangkan Mikail.

Mikail yang tidak terima akan hal itu hanya bisa menahan kekesalan sampai acara ini selesai dan tolong ingatkan padanya untuk menggantung pria itu di pohon mangga biar dendamnya terbalaskan. Dia langsung menghampiri sang istri yang sibuk dengan dunianya sendiri ditemani berbagai jenis kue di hadapannya.

Ayu dan Dinda memiliki kebiasaan yang sama, suka akan hal yang berbau manis sehingga kue adalah salah satu makanan favorit mereka, jadi jangan salahkan Ayu jika sekarang dia lupa akan suaminya.

"Berhenti makan manis honey." Mikail langsung duduk di samping Ayu.

"Bisa tidak jangan menggangguku sebentar saja!" Omel Ayu.

Mikail hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun daripada harus tidur di luar ditemani nyamuk, tentu saja dia tidak mau mengambil resiko itu. Jika di luar dia begitu kejam akan tetapi, jika di rumah dirinya hanya anak kucing yang selalu tunduk di hadapan sang istri dan putrinya. Aneh bukan? Itu bukannya hal aneh mungkin suatu saat kalian merasakannya.

Jika Mikail sedang bersama Ayu, lain lagi dengan Dirga yang begitu gencar mulai menarik perhatian Dinda. Namun, keinginan itu tidak mudah sebab kali ini sang pujaan hati sedang dikawal oleh tiga orang yang begitu disayangi Dinda. Dirga menatap orang-orang itu dengan tatapan sinis, yang tentu saja dibalas dengan tatapan ejekan.

"Apakah princess senang?" tanya Rizal.

"Iya, Kek. Kapan kalian menyiapkan ini semua?" Dinda begitu bahagia melihat seberapa antusias keluarganya.

"Kemarin." Dika mengelus rambut adiknya dan tidak lupa mencium keningnya.

Hal itu tidak lepas dari penglihatan Dirga, jujur dirinya iri ingin berada di posisi itu. Dimas yang memang terkenal biang kerok langsung menghampiri Dirga dan menepuk pundaknya sambil tersenyum mengejek membuatnya mendapatkan jitakan yang mengundang tawa orang-orang di sana karena refleks mengadu kesakitan.

Dika langsung berlari ke belakang Dinda dengan wajah amat tersakiti, dia langsung mengadu membuat sang adik dengan begitu memprihatinkan. Dinda langsung berjalan ke arah Dirga dengan tatapan permusuhan tanpa permisi langsung memberikan tamparan maut pada lengannya membuat sang lengan mengiris.

Dimas tersenyum mengejek begitu puas melihat memandang yang menyejukkan hati, kejadian yang langka melihat orang terkenal akan kekejamannya kini hanya bisa meringis tanpa bisa membela dirinya. Robert dapat melihat betapa besar cinta putranya untuk Dinda.

Milik CEO Tua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang