bab 16

49 29 10
                                    

Happy reading 😚
-
-
-
-
-
♥️

Malam ini suasana pesta amat meriah yang dihadiri banyak relasi bisnis Mikail maupun Rizal, semuanya menyempatkan hadir demi kelangsungan kerja sama sedangkan yang menjadi bintang utama malam ini terlihat gugup sebab merasakan perayaannya kali terlihat berlebih berbeda dengan tahun-tahun lalu.

Dinda merasa kalau ini seperti bukan perayaan ulang tahun melainkan perayaan pernikahan sebab tamu yang datang tidak main-main jumlahnya. Rasanya dia ingin lari sesaat untuk menenangkan diri.

Tok! Tok! Tok!

Dinda langsung membuka pintu saat mendengar ketukan pintu, saat membukanya dia kaget ternyata di sana ada Dirga yang begitu gagah menggunakan jas yang senada dengan dress-nya entah itu kebetulan atau memang direncanakan.

Dirga masuk ke dalam lalu menutup pintu kamarnya membuat Dinda panik dan hampir berteriak dan untung saja Dirga langsung menutup mulutnya. Dia langsung mengeluarkan sesuatu dari jasnya.

“Selamat ulang ini hadiah dariku,” ucap Dirga.

“Wah indah sekali aku suka terima kasih.” Dinda begitu suka dengan hadiah yang diberikan Dirga.

Hadiah yang diberikan Dirga sebuah kalung berlian yang begitu mewah, Dirga langsung memakainya dan tebakannya benar kalau kalung itu sangat cocok jika di pakai Dinda, tidak sia-sia dia harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk kalung itu.

“Sama-sama, jangan lepas kalung itu selama acara pesta ini berlangsung.” Dirga langsung pergi meninggalkan tanda tanya besar.

Beberapa menit kemudian, Ayu datang menjemput Dinda sebab acaranya akan dimulai, saat sampai di tempat acara semua orang menatap ke Dinda banyak yang menatapnya dengan tatapan memuja membuat salah satu tamu di pesta itu tersenyum misterius.

'Berbahagialah kalian sebentar lagi itu semua akan berakhir,' batin orang itu.

Acara akhirnya berjalan dengan lancar sampai berakhir para tamu sudah pulang semuanya tinggal keluarga inti yang masih berada di sana.

“Ma, aku ke toilet sebentar ya,” Izin Dinda.

“Mau mama antar?” tanya Ayu.

“Tidak perlu lagi pula toiletnya dekat aku hanya sebentar.” Dinda langsung pergi ke toilet sendiri.

Beberapa menit kemudian Dinda tak kunjung balik dari toilet membuat Ayu khawatir, akhirnya dia memutuskan untuk ke sana. Namun, saat dia berada di sana ternyata toiletnya kosong hanya ada kalung yang di pakai Dinda yang jatuh di lantai membuatnya panik, dia berlari mencari keberadaan Mikail.

“Mas, Dinda hilang.” Ayu langsung menghampiri suaminya yang sedang mengobrol dengan Dirga.

“Apa?!” kaget Dirga dan Mikail.

Mendengar suara Mikail dan Dirga mereka semua langsung menghampirinya, Ayu langsung menceritakan semuanya dan menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi.

“Sialan kita kecolongan sepertinya orang itu cerdik kita memperkuat keamanan saat acara ternyata mereka menyerang kita saat acara selesai!” Murka Dimas.

Ayu semakin histeris takut terjadi apa-apa pada putrinya, andai dia bisa menggantikan anaknya dia ikhlas menyerahkan nyawa. Mikail merasa gagal melindungi anaknya sendiri rasanya dia ingin menghabisi dalang di balik ini semua.

“Kalian cek rekanan CCTV!” perintah Dirga pada pengawal yang masih berjaga.

Mereka langsung pergi tanpa dan beberapa menit kemudian dia membawa laptop yang berisi rekaman CCTV, saat melihat itu Dirga langsung membanting laptop itu karena yang tertangkap kamera hanya pas acara berlangsung tidak ada saat selesai acara.

“Apa ini berbuatan Xander?” Robert mulai berasumsi.

“Ayo kita ke sana!” Mereka langsung mengikuti langkah pergi Dimas.

Mereka menuju ke mansion Aditama dengan perasaan yang begitu mengkhawatirkan. Namun, saat ini sampai di sana mansion itu terlihat sepi tanpa penjagaan sedikit pun emosi Mikail semakin menjadi-jadi. Ayu sudah mulai lemas saat tidak menemukan siapa pun di sana.

Dirga langsung mengarahkan semua anggotanya mencari keberadaan Xander, semuanya kacau pesta yang awalnya begitu membahagiakan kini seketika berubah menjadi duka. Beberapa menit kemudian, belum juga ada tanda-tanda keberadaan Xander ditemukan.

****

Berbeda dengan keluarganya yang mencari keberadaannya Dinda sedang diikat di dalam sebuah gudang lusuh yang tidak berpenghuni di kedua matanya tertutup baik dan mulutnya juga ditutup sehingga tidak bisa melakukan apa pun, tangisnya seketika pecah tidak terbayang dirinya akan mengalami semua ini.

Rasa takut begitu mendominansi apalagi saat ini tempat yang begitu dingin dan hanya terdengar suara jangkrik membuat kesan menyeramkan. Pria yang berdiri tidak jauh darinya tersenyum puas saat melihat mangsanya sudah berada di depan mata.

Pria itu sudah dari tadi berada di sana, tetapi sengaja tidak menimbulkan suara agar orang itu tidak tahu keberadaannya. 'Sebentar lagi kamu akan menderita.’

Pria itu langsung pergi dari sana memerintahkan kepada pengawalnya untuk menjaganya dengan baik sampai waktu yang ditetapkan. Dinda begitu merindukan pelukan keluarganya saat ini. Air mata terus menetes membuktikan betapa takutnya dirinya sekarang.

'Aku takut,' batin Dinda.

***

Mikail begitu murkah sudah hampir dua jam berlalu tapi keberadaan Xander maupun Dinda belum ada titik terang, Ayu sudah pingsan dan dilarikan ke rumah sakit oleh Dika. Mikail merasa gagal melindungi putri kecilnya yang selalu meminta pelukan saat dirinya terluka, andai dia menemani putrinya mungkin kejadian ini tidak akan terjadi.

Mikail berjanji akan menemukan pelakunya baik dalam keadaan mati atau hidup setelah apa yang dia perbuat jika benar Xander dalang maka detik itu juga dia langsung menghabisi nyawanya beserta keturunannya.

Dirga yang begitu marah langsung menyiksa karyawannya yang korupsi dengan begitu menyedihkan untuk melampiaskan kekecewaannya yang begitu mendalam karena gagal melindungi orang yang dicintainya.

Kevin baru kali ini melihat sikap Dirga yang satu ini, sekarang dia tahu seberapa besar cinta Dirga untuk Dinda, kekejaman keluarga Sanjaya memang tidak bisa diragukan apalagi jika menyangkut orang yang begitu dicintainya.

“Jika sampai satu jam belum ada kabar jangan salahkan aku jika nasib kalian seperti ini!” Dirga terus mencambuk orang itu meskipun sudah tidak bernyawa.

Mereka yang ada di sana jadi merinding sebab nyawa mereka sekarang berada diujung tanduk, bekerja di keluarga Sanjaya memang gajinya besar, tetapi jika melakukan kesalahan nyawa langsung melayang. Aura di ruangan itu begitu suram apalagi saat Dirga pergi dalam keadaan muka yang memerah menahan amarahnya, tetapi di matanya menandakan kekhawatiran yang mendalam.

Sam yang mencari titik keduanya mengalami kesulitan sebab rencana mereka begitu sempurna sebab dirinya seperti dipermainkan apalagi nyawanya sedang dipertaruhkan sekarang mengingat keluarga Sanjaya dan Wijaya adalah keluarga yang ganas dan tidak akan mengampuni siapa pun yang gagal.

“Bagaimana apakah sudah ada kabar?” tanya Dimas.

“Belum, seperti mereka merencanakan sudah dari lama,” jawab Sam.

Prank!

Dimas langsung menendang kursi yang berada di sebelah Sam yang membuat semua orang kaget, mau menegurnya mereka masih sayang nyawanya masing-masing. Sam berusaha terus mencarinya bahkan teman-temannya juga sudah ikut membantu dan semoga kerja kerasnya kali ini berguna.

 
------
Ayo baca jangan lupa vote+Komen
Ingat ya bikin senang orang itu ibadah
Hehe
Sampai ketemu di lain lain waktu bukan dilain alam yang
♥️♥️

Milik CEO Tua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang