HAPPY READING
-
-
-
-
-
😘Beberapa hari setelah pertemuan itu kini hari yang pernikahan telah tiba sesuai syarat pernikahan hanya dihadiri keluarga inti dan paling penting mempelai wanita tidak hadir. Dinda bersama kedua kakaknya menghabiskan waktunya berlibur ke Korea.
Jika Dirga gugup maka Mikail sedikit tidak ikhlas menikahkan pria tua itu dengan putrinya, jika bukan karena ucapan Rizal tempo hari sudah pasti pernikahan itu tidak akan terjadi bahkan Ayu pun awalnya melayangkan protes pada sang suami dan akhirnya setuju juga saat Rizal angkat bicara.
Flashback On
Rizal mengumpulkan semua anggota keluarganya kecuali Dinda untuk membahas masalah itu, Ayu yang tidak tahu menahu akan hal itu ikut bingung melihat wajah mereka tidak enak dipandang.
"Kakek sudah memutuskan akan menikahkan Dinda dengan Dirga," ucap Rizal.
"Apa Pah? Ini cuma prankkan putriku masih kecil untuk pernikahan. Mas, bilang ini semua tidak benar kan?" protes Ayu.
“Itu benar,” jawab Mikail lesu.
Rizal langsung menjelaskan maksudnya menikah mereka bahwa kedudukan tertinggi yang bisa menjaga Dinda hanya Dirga, koneksi Dirga lebih kuat ketimbang keluarganya sehingga besar kemungkinan sang cucu akan selamat, lagi pula pernikahan itu hanya bersifat sementara setelah para musuh dimusnahkan mau berpisah atau tidak itu semua keputusan Dinda dan Dirga wajib menceraikan Dinda jika suatu saat dirinya meminta pisah.
Jika dilihat dari itu semua kesannya Dirga hanya dimanfaatkan di sini akan tetapi, cinta yang begitu kuat dapat membuat seseorang gila. Rizal tahu itu cinta seorang Dirga begitu tulus dan dirinya berharap kelak tidak ada yang terluka biar takdir yang menjawab itu semua.
Flashback off
Beberapa menit kemudian Dirga akhirnya sah menjadi seorang suami, yaps dia baru saja mengucapkan ijab Kabul yang di walikan oleh Mikail sendiri sebagai ayah Dinda. Dirga tersenyum miris ini bukan pernikahan impian, ini seperti permainan, dalam hati dirinya menguatkan hatinya untuk bersabar sekarang tujuan utamanya adalah mendapatkan hari Dinda sebelum dirinya tahu pernikahan ini.
“Alhamdulillah, akhirnya pernikahan ini terjadi meskipun terkesan sederhana akan tetapi kalian sudah sah di mata Allah.” Wina terharu melihat pernikahan anaknya.
Dirga hanya diam tidak ada senyum di wajahnya, Kevin datang menepuk pundak sahabatnya memberikan dukungan atas itu semua. Dia juga paham apa yang dirasakan Dirga saat ini, setiap pengantin mengharapkan pernikahan yang mewah penuh dengan kesakralan bukan seperti itu.
Rizal yang seakan paham itu langsung menghubungi Dinda, beberapa menit kemudian panggilan itu langsung terhubung suara Dinda terdengar nyaring di sana suara tawa menjadi candu bagi Dirga. Dia langsung memfokuskan pendengarannya saat sang pujaan hati menceritakan keseruannya selama liburan, itu sedikit mengurangi bebannya.
***
Pria berjas hitam menatap foto seorang gadis dengan senyuman menawan rasanya ingin memilikinya dan menjadinya peliharaannya yang selalu patuh padanya. Senyuman amat mengerikan menghiasi wajahnya.
“Ternyata kucing kecilku sudah mulai nakal, baiklah kita akan lihat sampai di mana keberanianmu.” Sinis Pria itu.
“Bos, apa yang harus kita lakukankah?” tanya Bodyguard itu dengan mendudukkan wajahnya.
“Jalankan rencana itu, dan pastikan semuanya beres kali ini lakukan dengan benar jika perlu bunuh saja yang menghalangi jalan kita.” Pria yang dipanggil bos itu langsung mengepalkan tangannya.
Bodyguard itu langsung pergi tanpa membantah karena ini yang mereka inginkan dari dulu, selama ini mereka semua diam demi kebaikan dan pertahanan dirinya, tetapi tidak untuk kali ini.
***
Dirga memutuskan menyusul Dinda ke Korea, sekian kali Mikail harus mengalah sebab Dika dan Dimas harus pulang lebih cepat karena ada pekerja yang harus diselesaikan sedangkan Dinda masih mau berlibur yang membuatnya tidak dapat berkutik lagi dan mengizinkan Dirga menyusul ke sana menjaga putrinya.
Beberapa jam kemudian Dirga sampai di sana dan langsung ke villa tempat Dinda menginap sedangkan Dimas dan Dika sudah kembali ke Indonesia melihat tugas mereka telah menumpuk. Dirga berpikir ini awal baik untuk mendekatkan dirinya pada sang istri.
Dirga mengetok pintu kamar villa dengan deg-degan jantungnya berdebar kencang menanti sang istri membuka pintu itu beberapa detik kemudian pintu itu terbuka lebar menampilkan seorang perempuan yang berhasil memikat hatinya.
“Eh, Om ke sini ayo masuk,” ajak Dinda.
Om? Ingin rasanya dirinya mengatakan kalau dirinya adalah suaminya tapi kali ini dirinya harus menahan diri. Dinda tidak heran melihat kedatangan Dirga karena Rizal telah memberitahukan kalau Dirga yang ada menjaganya selama liburan di sini.
Dirga masuk ke dalam villa itu dan duduk di ruang tamu sedangkan Dinda langsung ke dapur membuatkan minuman, dia tidak meminta pelayan membuat minuman karena merasa tidak enak selalu merepotkan mereka.
“Ini Om, minumannya.” Dinda meletakkan secangkir kopi dan beberapa camilan di hadapan Dirga.
“Terima kasih.” Dirga langsung meminumnya dengan perasaan yang bahagia.
“Maaf ya Om, merepotkan untuk sekian kalinya.” Dinda merasa tidak enak dengan Dirga.
“Tidak apa-apa.” Dirga tersenyum.
Dinda ikut tersenyum ternyata sosok dosennya ini begitu baik, meskipun sudah berumur dia akui Dirga tetap gagah, bahkan terlihat seperti idaman. Dinda langsung menggelengkan kepalanya menghapus pikirannya yang baru saja mengagumi teman ayahnya.
“Ada apa?” tanya Dirga.
“Tidak.” Dinda menutup wajahnya berharap wajahnya tidak memerah karena malu.
Dirga terkekeh melihat wajah Dinda memerah karena malu seperti dia tahu kalau sang istri baru saja mengagumi dirinya melihat tingkahnya begitu lucu. Syok itulah yang di rasakan Dinda kali ini setelah bertemu beberapa minggu baru kali ini sosok dosennya ini tertawa sehingga menambah ketampanannya.
“Om, jangan tertawa jantung ini berdebar kencang.” Dinda dengan polos mengatakan itu mampu membuat tawa Dirga semakin pecah.
Dinda langsung berlari ke kamar karena tidak tahan semua itu, setelah kepergiannya Dirga langsung tersenyum memegang dadanya yang juga ikut berdebar kencang.
***
Sinar bulan pun telah berganti terik matahari, semalam Dirga tidak bisa tertidur dengan pulas karena jantungnya selalu berdebar, di meja makan sudah tertata rapi berbagai jenis makanan, dirinya tinggal menunggu Dinda turun untuk sarapan. Dirga mengecek semua pekerjaan di ponselnya sambil menunggu kedatangan pujaan hati.
Beberapa menit, Dinda turun dengan pakai santainya, tetapi tidak mengurangi kadar kecantikannya. Untuk sekian kalinya seorang Dirga putra Sanjaya tergoda.
“Pagi, Om,” sapa Dinda ramah.
“Pagi juga, hari ini jadi menonton konser?” tanya Dirga saat melihat Dinda telah duduk di kursi yang tersedia.
“Jadi Om,” jawab Dinda dengan semangat.
Alasan Dinda belum pulang karena dia ingin menghadiri konser di sana dirinya bisa bertemu dengan Idolanya membayangkan saja sudah membuatnya begitu senang. Dirga hanya tersenyum memikirkan tempat mana yang harus mereka kunjungi, soalnya ini kesempatan yang baik tidak ada pengganggu.
Bolehkah Dirga menganggap ini semua bulan madu mereka? Kebahagiaan yang sederhana bersama dengan orang yang kita, tanpa ada orang lain. Bersama merajut cinta menciptakan kenangan indah yang akan dikenang dikemudian hari sebagai saksi hubungan yang suci ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milik CEO Tua
RomanceManusia memiliki pilihannya masing-masing dan berhak menentukan hidupnya, kita tidak akan tahu kedepannya apa yang terjadi, sama halnya dengan Kisah cinta Dirga dan Dinda yang terpaut usia. Banyak rintangan yang harus Dirga lalui untuk meluluhkan pu...