19. Janji

303 22 3
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم
.
.
Berdoa adalah caraku mencintaimu dan diamku adalah cara paling mencintaimu.
.
.
Mahija Biantara Al-Ghifari

***

Suara-suara para pria berseragam loreng sedang sibuk membereskan tenda-tenda yang digunakan selama masa bencana, seorang pria sedang berdiri mengawasi semua anggota nya, Mahija Biantara Al-Ghifari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara-suara para pria berseragam loreng sedang sibuk membereskan tenda-tenda yang digunakan selama masa bencana, seorang pria sedang berdiri mengawasi semua anggota nya, Mahija Biantara Al-Ghifari. Ia tidak menggunakan seragam nya, hanya bermodalkan kaos,topi hitam dan celana panjang. Ia melirik ke arah jam tangannya, ia berjalan mendekat ke arah Fian yang masih sibuk membereskan perlengkapan militer.

Pagi ini mentari menyinari desa dengan sangat cerah, angin semilir sesekali terasa. Suhu hangat setelah hujan semalam menjadi pertanda aktivitas warga akan kembali semula, seorang wanita dengan gamis biru danker dengan aksen motif bunga berwarna ungu dibagian bawah dan pergelangan tangannya sedang duduk di ayunan halaman rumahnya. Hijab berwarna ungu muda menutupi mahkotanya, saat ini ia tengah mendengarkan sebuah lagu melalui headphone nya sembari menutup kedua matanya menikmati hangatnya mentari pagi ini.

Sudah 10 menit ia berada di sana, ia melihat ke layar ponselnya sudah menunjukkan pukul 08.00. Ia bergegas memakai masker dan membawa tasnya, sesaat kemudian seorang pria baru saja sampai di depan pagar rumahnya. Ia hanya terdiam melihat pria itu yang kini telah rapih memakai topi dengan warna hitam, ntah hendak pergi kemana pria itu namun wanita yang tak lain adalah Mahika yakin bahwa pria yang ada di hadapannya itu akan berpamitan dengannya.

"Assalamu'alaikum" sapa pria itu, Mahija.

"Wa'alaikumussalam" jawab Mahika singkat.

"Saya akan berbicara dari sini saja, kamu tetap berada di tempatmu dan dengarkan apa yang saya ucapkan.." jeda Mahija, melihat Mahika berdiri di dekat ayunan.

"Saya mau berpamitan denganmu, maaf kan saya jika membuatmu tidak nyaman tempo hari yang lalu. Tentang keinginan saya melamar kamu menjadi istri saya.. "

"Saya sudah bilang saya menolak lamaran anda, saya tidak mau menerima lamaran anda" Mahika memotong ucapan pria yang sedang berada di hadapannya itu.

Rasa kesal sedikit memuncak di kepalanya dengan tegas Mahika memberikan peringatan keras pada pria yang berdiri dihadapannya itu, tampak raut wajah pria itu sedikit berubah dari sebelumnya.

"Saya harap jangan pernah datang lagi, saya sudah lelah dihancurkan oleh orang-orang yang saya percaya selama ini. Tolong biarkan saya hidup dengan tenang. Mohon maaf anda bisa pergi sekarang!!" Mahika mengakhiri ucapannya dengan penekanan.

"Sandyakala" Aksa Dan Amerta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang