11. Hirap ( Hilang )

285 29 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.
.

"Sandyakala" Aksa dan Amerta
Karya: Ms_nyms

***

Suara deru ombak menyapu bibir pantai nan indah, pasir putih yang lembab basah karna ombak kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara deru ombak menyapu bibir pantai nan indah, pasir putih yang lembab basah karna ombak kecil. Matahari berwarna oranye menyinari bibir pantai pasir putih nan lembut, di sore hari ini banyak wisatawan singgah hanya untuk menghabiskan weekand nya bersama keluarga dan orang terkasih.

Anak-anak yang berlarian di pinggir pantai, bermain layangan, bermain bola kaki atau sekedar bermain istana pasir bersama adik atau kakak. Para remaja yang berenang di sekitar tepi pantai, dengan senyum tawa riang mereka menghabiskan waktu di penghujung hari.

Suasana yang tampak teduh beberapa pohon kelapa berjejer rapih menambah keindahan tepi pantai nan eksotis, dibawahnya ada beberapa warga yang sedang berjualan menjajakan makanan/cemilan yang akan mereka tawarkan kepada para wisatawan lokal atau mancanegara.

Sussshhh.. (Suara angin pantai)

Seorang wanita dengan gamis hitam serta hijab yang terbalut rapih menutupi puncak mahkotanya berjalan dengan santai di tepi pantai. Sudut pantai yang cukup sunyi dari kerumunan, tempat yang tenang serta tempat tersembunyi bagi beberapa warga sekitar yang mengetahui tempat tersebut.

"KAKAK!! " suara anak kecil memanggil wanita bergamis hitam itu, berbalik badan melihat ke arah anak kecil yang memanggilnya.

Wanita itu tersenyum sembari menunggu anak kecil itu mendekat ke arahnya, ia berdiri menatap anak tersebut.

"Kakak, ayo bermain disana" menarik tangan wanita itu dengan tangan mungilnya, wanita itu hanya diam mengikuti langkah kecil anak tersebut. Bermain bersama teman-teman anak tersebut, berlari di pinggir pantai tanpa alas kaki.

Wajahnya penuh kebahagiaan, tidak terasa senja menutup hari telah hampir usai dan akan berubah menjadi malam dengan langit yang membiru yang dihiasi bintang malam. Ia terdiam sejenak menatap laut yang penuh cahaya senja, visus pun tak dapat berkata lagi tentang keindahan hari ini.

Sudah empat tahun berlalu, wanita yang dulu tidak berhijab dan mental yang berantakan sedang dalam masa memperbaiki diri berubah menjadi lebih baik. Wanita itu kini memakai hijab yang melindungi mahkotanya, pakaiannya juga lebih tertutup dan keadaan fisik serta jiwanya kini lebih baik. Ia meninggalkan semua yang berkaitan dengan dirinya dan memulai kembali dari nol, ia pergi bersembunyi dari hirup pikuk kota yang amat sibuk. Wanita itu adalah Mahika Avisa Zalana yang kini mempunyai rumah pribadi di pesisir pantai.

Rumah dengan desain minimalis dengan di dominasi warna putih dan abu-abu menjadi penanda bagi warga sekitar bahwa itu rumah dari seorang wanita bernama Mahika, rumah yang menghadap ke arah pantai dengan taman kecil di halaman depan rumah serta pagar putih yang tidak terlalu tinggi. Rumah yang menjadi markas tempat anak-anak bermain di halaman rumah nya, tempat dimana anak-anak hampir seharian menghabiskan waktunya. Bagi warga sekitar yang sudah mengenal Mahika sejak pertama kali datang dan mendengar cerita tentang Mahika, mereka akhirnya menganggap Mahika seperti anak mereka.

"Sandyakala" Aksa Dan Amerta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang