23. PERINTAH

304 17 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

.
.
Sandyakala"Aksa dan Amerta"
Karya : Ms_nyms
.
.

Derap langkah kaki berjalan terburu-buru di sebuah bangunan yang jauh dari pemukiman penduduk, beberapa orang pria berpakaian serba hitam dengan wajah yang tertutup masker hitam tengah berdiri dengan membawa senjata api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derap langkah kaki berjalan terburu-buru di sebuah bangunan yang jauh dari pemukiman penduduk, beberapa orang pria berpakaian serba hitam dengan wajah yang tertutup masker hitam tengah berdiri dengan membawa senjata api. Terdengar dari dalam bangunan tersebut suara beberapa orang yang sedang berdiskusi mempermasalahkan suatu hal, langkah mereka semakin dekat menuju pintu masuk bangunan tersebut.

"Bagaimana bisa kalian tidak becus seperti ini, gua tinggal selama seminggu malah begini. Sekarang kalian tinggal pilih, gua tembak atau kalian cari dia sekarang hingga ketemu" suara seorang pria dengan nada tinggi mengisi kesunyian bangunan yang sudah tak terawat tersebut.

"Siap bos" serempak para pria lain.

"Jangan ada yang balik ke markas sampai dia ketemu, jika tidak nyawa kalian yang akan habis ditangan gua"

"Siap bos!! "

Para pria yang berbadan tegap tersebut bersiap untuk pergi dengan membawa beberapa perlengkapan, mereka memakai sebuah masker dengan penutup kepala tak lupa dengan sebuah senjata tajam di pinggang mereka.

Pria-pria berbadan tegap tersebut hanya diam menatap dengan sinis wajah orang-orang yang ada dihadapan mereka, wajar saja tubuh mereka tidak sebanding dengan kekuatan pria-pria berotot tersebut. Mereka saling melempar pandangan, memberikan sebuah kode satu sama lainnya.

"JANGAN BERGERAK!! SAYA PERINTAHKAN JANGAN ADA YANG MELARIKAN DIRI"

DUARR!!

Suara tembakan akhirnya lepas, kedua kelompok saling menodongkan senjatanya. Keadaan semakin memanas kala itu sang target utama yang akan menjadi tersangka kabur melarikan diri, salah satu anggota yang bertugas mengejarnya sampai ke dalam hutan. Menelusuri semak-semak belukar yang sangat tinggi, suara hewan-hewan malam mulai terdengar.

Jarum jam di pergelangan anggota tersebut tertulis pukul 18.30 malam, sinar dari cahaya matahari tidak dapat membantunya dalam mengejar tersangka. Hanya dengan bermodal insting dan matanya yang harus tetap waspada dalam segala hal, ia tetap memberanikan diri mengejar tersangka tersebut.

Tanpa adanya penerangan, mereka terus saling mengejar hingga ke tengah hutan belantara. Suara nafas tersengal-sengal kelelahan setelah berlari cukup jauh, begitu juga anggota yang mengejarnya hanya berjarak 2 meter darinya.

Mereka berhenti ditengah-tengah hutan, anggota tersebut melihat sekelilingnya dengan samar-samar tidak ada hal yang mencurigakan baginya jikalau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

"Gua peringatin, lu bakal mati kalau nangkap gua. Gua punya kuasa atas hal ini "

"Saya tidak peduli, ini perintah. Lebih baik anda ikut dengan saya, selama saya masih kooperatif terhadap anda"

"Sandyakala" Aksa Dan Amerta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang