18. Rinai ( Hujan )

251 19 5
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Sandyakala" Aksa dan Amerta
Karya :  Ms_nyms

***

Sore ini cuaca mulai mendung, jarum jam menunjukkan pukul 5 sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore ini cuaca mulai mendung, jarum jam menunjukkan pukul 5 sore.  Perlahan langit ditutupi oleh awan berwarna abu-abu, bulir-bulir air jatuh dari langit.  Anak-anak berlarian mencari tempat teduh,  para prajurit yang tadinya bersantai di tembok pembatas pantai kembali masuk ke tenda.  Sedangkan seorang pria yang masih duduk di sebuah pondok tak jauh dari tembok pembatas, masih santai menikmati hujan di sore hari ini setelah seharian panas tanpa angin.

"Hhh.. Akhirnya sedikit sejuk" gumamnya sembari bersandar pada tiang pondok yang terbuat dari kayu itu.

Daratan yang tadinya kering kini mulai basah karna air yang turun dari langit, semakin deras membasahi bumi. Suara rintik hujan yang jatuh diatas atap rumah menambah kesan sejuk setelah seharian dengan cuaca cerah,  Mahika sedang menatap keluar jendela. Ia berjalan menuju halaman rumahnya tanpa beralaskan kaki ia melangkah ke tepi pantai yang berada di depan rumahnya,  suara ombak berpadu dengan hujan yang membasahi baju yang sedang dikenakannya. 

Sudah lama ia tidak menikmati hujan di sore hari,  hangat dan sejuk menjadi satu.  Mahika terdiam sejenak di tengah pantai memandangi laut yang ada di hadapannya,  melihat ke sekitar nya tidak ada satu pun orang yang berada di pantai ini.

Ia berjalan mengitari tepi pantai sesekali menemukan cangkang kerang, keong atau kepiting kecil.  Kembali ia menikmati hujan dengan berdiam diri,  menengadah kan tangannya menerima bulir-bulir air hujan yang jatuh.

Seseorang tiba-tiba saja datang memayungi dirinya begitu saja, menatap dirinya tanpa berkata apapun sejenak, mereka saling diam.

"Nanti sakit" ucap pria itu. 

Pria yang melamarnya beberapa hari lalu, memegang payung.  Ia memayungi Mahika namun tidak memayungi dirinya sendiri,  Mahika terkejut akan kedatangan pria itu yang tiba-tiba saja ntah darimana ia berasal.  Beberapa hari kebelakang pria yang ada dihadapannya tidak terlihat sama sekali, bagaimana bisa ia berada disini saat ini.

Mahika kembali berjalan menuju rumahnya, meninggalkan pria itu sendirian di tepi pantai.  Pria itu mengikuti langkah Mahika, mengantarkannya sampai ke depan rumahnya dengan aman. Lalu berjalan melewati rumah Mahika begitu saja. 

Ia tersenyum beberapa saat yang lalu, sebelum ia menghampiri Mahika yang sedang menikmati hujan. Ia berlari sendirian dan sesekali berputar ria menikmati hujan sore hari ini, Pria itu memandanginya sejak tadi. Ia juga khawatir kejadian 4 tahun lalu di pantai yang sama akan terulang, makanya ia segera menghampiri Mahika.

"Sandyakala" Aksa Dan Amerta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang