14. Bencana

224 19 2
                                    

بسم الله الر حمن الر حم

"Sandyakala" Aksa dan Amerta
Karya :  Ms_nyms


***

Ting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting..

Tingg.. 

Ting, ting.. Ting.. Drrrt

Seluruh ponsel anggota prajurit berbunyi saat ini, mata mereka membulat sempurna setelah membaca pesan tersebut.  Reflek mereka segera berlari menyuruh warga untuk meninggalkan tempat tersebut, menjauh secepat mungkin.

"NDAANN!!! " teriak anggota nya kembali setelah kesekian kalinya, Mahija akhirnya tersadar.

Mahija yang juga membaca isi pesan tersebut pun tampak terkejut, pikiran nya sempat berantakan sejenak lalu berlari mendekati para anggota nya.  Ponselnya berdering, para warga membawa semua makanan bersama mereka dan mengikuti arahan dari salah satu anggota Mahija.

Fian juga ikut membantu para warga untuk menjauh dari tepi pantai, seluruh bapak-bapak mengawasi anak-anak untuk tetap berada di dalam pantauan. Mereka semua saling bahu-membahu membantu warga, empat orang anggota Mahija memindahkan mobil mereka ke tempat yang lebih aman.  Seluruh bapak-bapak sibuk mengawasi dan mengunci setiap rumah,  satu persatu rumah di cek apakah ada warga yang tertinggal. 

"Lapor, keadaan sudah terkendali" ucap Fian memberikan laporan pada Mahija yang masih berdiri di tembok pembatas. 

"Ndan, sudah aman..  " Yusuf yang baru saja mengecek kesuluruhan setiap sudut pantai, apakah ada orang lain yang masih berada di daerah tepi pantai.

Drrrt drrrt suara ponsel berdering..

"Assalamu'alai... "

Belum usai Mahija menjawab salamnya, gempa yang diperkirakan oleh BMKG pun akhirnya datang.  Orang-orang berteriak, berlarian mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman, sangat kencang hingga membuat tubuh Mahija, Fian, Yusuf dan beberapa anggota yang tersisa hilang keseimbangan dan terjatuh ke tanah.

"Allahuakbar..  Allahuakbar ya Allah..  "  Fian yang mencoba untuk berdiri sembari memegang lengan Mahija.

"Allahuakbar ya Allah...  "  Sahut Yusuf dan beberapa anggota lainnya. "Ya Allah, Allahuakbar! Allahuakbar!! "

"Ya Tuhaan..  Selamatkan saya" Hansen dengan keyakinannya, mencoba untuk tetap bertahan. 

Mahika melihat ke arah tepi pantai depan rumahnya, ada yang aneh menurutnya. Ia akhirnya mendekat ke arah pagar rumahnya yang menghadap ke arah tepi pantai, tidak ada satu pun warga yang berlalu-lalang seperti biasanya. Ia cukup kebingungan kemana seluruh warga atau anak-anak yang biasanya bermain,  bahkan yang sedang sekedar lewat saja.

"Sandyakala" Aksa Dan Amerta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang