15. Pengungsian

257 21 3
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم
.
.

Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu.
Jika kau hilangkan agama dalam dirimu, maka hilanglah cintaku padamu.

-Imam An Nawawi-

***

Satu jam sudah setelah adanya peringatan bencana, Mahija yang berada di pemukiman rumah warga melewati lumpur-lumpur yang dibawa oleh banjir air laut yang menyapu sampai ke daratan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam sudah setelah adanya peringatan bencana, Mahija yang berada di pemukiman rumah warga melewati lumpur-lumpur yang dibawa oleh banjir air laut yang menyapu sampai ke daratan. Sepatunya yang tadinya bersol putih menjadi coklat penuh lumpur,  celana panjang jeans yang ia gunakan juga sudah mulai berubah warna menjadi kecoklatan.

Langkahnya tetap gagah dikala mengecek setiap bangunan yang ia lewati, menyingkirkan kayu-kayu yang terbawa arus banjir.  Melihat ke arah belakang pemukiman,  sebuah sekolah yang masih kokoh dan bersih hanya sebagian halaman sekolah nya saja yang sedikit basah.  Kembali ia menelusuri setiap wilayah, melewati mushola yang masih bersih tanpa sedikit pun tersentuh oleh air.  Ia sungguh takjub pada kekuasaan Allah sehingga rumah ibadah saja tidak tersentuh sedikit pun, ia masuk ke lingkungan mushola mengecek keran air apakah dapat digunakan atau tidak. 

"Alhamdulillah" ucapnya setelah mendapati air mengalir dengan deras nya. 

Setelah beberapa jam mengecek area sekitar yang mungkin akan menjadi tempat pengungsian terdekat bagi desa-desa tetangga yang mungkin saja terkena dampak dari tsunami kecil.

Mahija kembali bergabung dengan para warga, memberikan pemberitahuan agar para warga tidak terlalu khawatir saat ini dan lebih tenang pastinya.

"Saat ini desa kita hanya terdampak bencana kecil berkat tembok pembatas dan tanggul pasir yang di susun di atas pembatas debit gelombang sedikit berkurang hingga menjadikannya sebuah banjir kecil bagi desa kita.  Untuk para anak-anak dan ibu-ibu bisa untuk menetap dahulu disini dalam beberapa jam ke depan sebelum jalanan desa dibersihkan, untuk bapak-bapak dan pemuda-pemudi mohon kerjasamanya dalam membersihkan area desa kita.  Jika ada pertanyaan mohon segera ditanyakan, ada yang tidak mengerti? " ucap Mahija setelah menjelaskan situasi terkini.

Para warga hanya menggelengkan kepalanya, menandakan tidak ada nya pertanyaan lanjutan.

"Baiklah, kalau sudah mengerti.  Mohon segera berkumpul dibawah bagi bapak-bapak dan pemuda-pemudi, seperti yang sudah saya jelaskan tadi " ujar Mahija yang kembali turun ke desa.

Seperti yang diperintah kan nya, anggota Mahija dan sebagian warga membersihkan kayu, ranting, pelepah kelapa yang terbawa arus.  Mahija dengan lihainya menyeret dan menarik pelepah batang pohon kelapa ke sisi tempat pembuangan sampah.  Ia tidak menyadari bajunya kini sudah penuh dengan bercak lumpur, lengannya sudah hampir kering dengan lumpur. 

"Sandyakala" Aksa Dan Amerta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang