01. Pantai

548 39 1
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم
.
.
Maaf jika saya harus menyentuh, ini terpaksa. Jika kamu tidak senang dan menganggap ini pelecehan maka saya akan bertanggung jawab.
.
.
.
Pria penolongmu

______________________

Assalamu'alaikum kembali lagi dengan Sandyakala 💚💙
Serbuuuu dengan comment love green and love bluenyaaaa

Part ini sangat menguras emosi banget, ada yang pernah mungkin merasakannya.
Gak perlu berlama-lama
Happy reading and enjoy your read
Selamat tenggelam bersama dunia "Sandyakala"

***

Menatap langit-langit rumahnya, hanya diam membisu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menatap langit-langit rumahnya, hanya diam membisu. Suara hujan di pagi hari menyambutnya dengan deras, masih pukul 05.10 Mahika terbangun dari tidurnya.

Apakah aku masih mampu bertahan.

Bangkit dari ranjang tidurnya dan melihat ponselnya.

"Ck.. Masih saja mempermasalahkan uang.. "

Mahika hanya diam lalu mencari sebuah nama di kontaknya, mengetik pesan dan mematikan ponselnya.

"Sepertinya hari ini cocok untuk tidak bekerja" Ucap Mahika yang sedang memilah-milah pakaian di lemarinya.

Apakah Mahika akan pergi? Tapi mau kemana? Hari sedang hujan, namun Mahika tidak mengurung kan niatnya. Ia bersiap-siap untuk pergi, hanya membawa tas kecil yang berisikan dompet dengan berbagai macam kartu serta uang dan tak lupa ponselnya.

Hujan telah reda, namun matahari masih bersembunyi di balik awan abu-abu. Mahika mengeluarkan ponselnya dan melihat tidak ada notifikasi apapun. Sepertinya Ia diizinkan untuk tidak bekerja hari ini, bahkan Tuhan juga merestui itu.

Mahika pergi menggunakan taxi pagi ini, sepertinya perjalanan yang cukup jauh. Bahkan Mahika tidak memperdulikan argo meter yang terus berjalan, Ia hanya diam menikmati pemandangan dari sisi jendela taxi.

Tujuannya telah sampai, Mahika turun dari taxi dan mengucapkan terimakasih dan bahkan Ia melebihkan uang pembayaran taxi. Ia diam menatap pemandangan di depannya, menghirup udara lalu berjalan sejenak. Mahika melihat ada beberapa toko kecil yang menjual berbagai macam masakan laut, saat ini Mahika sedang berada di pinggir pantai atau sedang berada di daerah pesisir.

Ia tersenyum sejenak dan tetap berjalan hingga akhirnya ia duduk di sebuah dinding pembatas antara pantai dan pemukiman masyarakat. Dinding tersebut hanya setinggi lutut nya, ada beberapa anak yang juga duduk di atas dinding pembatas tersebut sedang bermain dengan riangnya.

"Sandyakala" Aksa Dan Amerta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang