05

3.4K 280 51
                                    

Update sebelum libur wkwk, soalnya aku biasanya kalau libur sekolah makin jarang updatenya😆

















Happy Reading
••

























"

Siapa jisung?"

Haechan tersentak berbalik mendapati mark yang berdiri di ambang pintu kamar. Haechan terkejut namun sebisa mungkin ia terlihat tenang ketika pria yang sudah menjadi suaminya itu berjalan ke arahnya dengan langkah panjangnya.

"Siapa jisung?" Ulangnya yang kini sudah berdiri menjulang di hadapan haechan.

"Bukan urusan mu" balasnya ketus.

"Sebanyak apa pria yang ada pada dirimu? Semurah itukah dirimu? Jeno, diriku sekarang jisung? Pria mana lagi itu? Kau menjual dirimu berapa kepada mereka?"

Melihat tatapan mark yang begitu merendahkannya membuat haechan tersulut emosi, ia semakin tertantang.

"Dua koma lima" Ujarnya dengan senyuman sinisnya.

"Tidak salah aku meninggalkan mu waktu itu, Sesakit itu otak mu sampai menjadi orang seperti ini. Menghancurkan rumah tangga orang lain, dan menjual diri. Bahkan tuhanpun tak sudi menerima dirimu disisinya"

Haechan merasakat denyutan sakit di hatinya namun ia menepisnya,"Kita sama-sama pendosa, itu sebabnya kita menikah. Karena tuhan ingin kita pergi ke neraka bersama-sama" tersenyum begitu manis kepada Mark yang entah mengapa senyum itu bagaikan senyuman mematikan.

"Oh ya? Andai saja dulu aku bertemu jaemin lebih dulu mungkin semuanya akan berjalan sangat baik"

"Kau menyesal bertemu dengan orang yang dulu kau cintai? Sangat aneh. Padahal dulu kau sangat tak bisa jauh dariku" haechan mendekat mengusap dada suaminya dengan lembut.

"Harusnya kau bahagia karna dengan ini kau bisa punya anak, karna istri tersayang mu itu tak mampu memberikannya"

"Aku bisa hidup tanpa anak asal dengan jaemin"

"Omong kosong, Mulut mu mungkin berkata demikian namun hati mu tidak. Aku tau segalanya, dan aku bisa merasakannya. Mark, jadi manusia itu jangan terlalu naif. Jatuhnya malah terlihat bodoh"

"Aku tidak perduli, jaemin sempurna untukku. Tak peduli dia mandul ataupun tidak. Dia tetap menjadi istriku meski kini kau mengandung anakku, Ingat haechan! Pernikahan kita ini terjadi karna rencana murahan mu itu"

"Cinta membuat mu buta ya mark? Jangan mencintai terlalu dalam jatuhnya malah terlihat tolol" kekehnya ketika melihat suaminya yang semakin tersulut emosi.

"Haec_"

"Sudah cukup berhenti marah-marah,Sekarang bantu aku melepas gaun ini" membalikkan tubuhnya menjadi memunggungi suaminya.

"Tidak sudi!"

"Ck, aku kesusahan. Cepat Mark!"

Mark menghela nafas, ia membuka resleting dress pernikahan yang masih di pakai wanita itu. Setelah resleting itu terlepas tanpa rasa malu sedikit pun haechan melepas dress-nya di hadapan mark.

"Kau sungguh tidak punya rasa malu sedikitpun sebagai seorang wanita" Ujar mark memandang haechan yang berjalan mengambil handuk dengan tubuh telanjang.

"Aku tidak malu karna dari dulu kau sudah sering melihatnya" tersenyum manis ke arah mark yang masih memandangi dirinya.

"Kau ingatkan? Dulu saat aku ulang tahun yang ke tujuh belas. Kau memberiku hadiah dan setelah itu kita tidur bersama"

pregnant[GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang