08

3.3K 293 32
                                    

Chapter kali ini Di penuhi dengan flashback, jadi bacanya pelan-pelan aja biar ngerti.











Happy Reading
••

Malam di iringi dengan hujan dan petir yang ikut bergemuruh, bersama dengan itu terdengar suara tangis dan jerit kesakitan dari seorang gadis yang kini tengah di seret oleh orang yang disebut 'ayah' olehnya. Ia di seret tubuhnya di bawa keluar tak peduli dengan hujan dan petir juga malam yang dingin. Tubuh mungil itu terus di seret di bawa ke gudang terletang di samping kiri rumah besar itu.

"Ayah hikss ampun" tangisnya tak di hiraukan sama sekali, bahkan suaranya terdengar sudah sangat serak karna terus menjerit dan menangis.

"Emang sudah seharusnya kau ini tak pernah aku manjakan,jadinya seperti ini!" johnny. Pria itu mendorong kasar tubuh mungil haechan ke lantai yang dingin.

Ia menarik tubuh haechan dan memasung tubuh haechan. Sedangkan haechan hanya mampu menangis, tubuhnya sakit dan juga kedinginan saat ini.

"Ayah hikss ampuni aku" isaknya lirih, begitu pilu dan menyakitkan.

"Diam haechan! Ini hukuman karna kau sudah membuat ayah malu! Hamil diluar nikah? Dimana kau simpan otak mu itu"

Haechan menunduk memandang perut ratanya, hatinya teramat sakit saat ini.

"Kau hanya anak pembawa sial, selalu saja membuat ku malu. Lihat kakak mu jaemin yang selalu menurut dan tidak pernah mempermalukan ku. Dia anak yang baik, tidak seperti mu yang pembangkang dan selalu membuat ku malu setiap saat."

Johnny memijit pelipisnya, pria itu melirik ke arah pintu mendapati istrinya.

"Mama hikss tolong aku ini sakit hikss" haechan memandang ke arah ibunya dengan harapan sang ibu dapat membantunya dan membujuk ayahnya.

Namun sayang, harapan haechan lenyap kala melihat sang ibu yang mengalihkan pandanganya seolah ia tak peduli.

"Sayang, jaemin sudah selesai packing"

Johnny mengangguk, ia melirik ke arah haechan dengan tatapan yang begitu merendahkan dan juga jijik. Seolah ia adalah kotoran. Kembali, haechan merasakan sakit di hatinya saat mendapatkan pandangan seperti itu dari ayahnya.

"Ayo" Johnny pergi membawa ten bersamanya, meninggalkan haechan sendiri di gudang gelap dan juga dingin dengan kondisi kaki yang di pasung dan tangan yang di rantai.

"Bagus, Sekarang kita antar kamu ke bandara ya sayang" Johnny mengusap sayang surai jaemin.

"Iya, ayah. Haechan ikut?"

"Tidak, dia sedang di hukum"

"Ayah jangan terlalu keras pada haechan, dia masih terlalu kecil. Apalagi dengan kondisinya sekarang, pasti itu sangat berat" tutur jaemin dengan lembut dan wajah yang menunjukan kekhawatiran.

Ten mengusap bahu jaemin lembut,"ini urusan orang tua, kamu fokus saja dengan cita-cita kamu itu ya."

Jaemin menghela nafas dan mengangguk,"kita berangkat sekarang"

"Iya ayo"

Dan keluarga itu pergi meninggalkan haechan sendirian yang kini tengah kesakitan, menahan sakit di perut dan juga hatinya. Semuanya terlalu tiba-tiba untuk ia yang masih berumur delapan belas tahun dan harus menerima semua ini.

Semua cobaan yang bahkan tak pernah ia harapkan, sebuah mimpi butuk yang menimpa dirinya yang tak pernah ia minta untuk datang. Semuanya datang dengan tiba-tiba tanpa aba-aba membuat ia yang belum siap menerimanya harus merasakan sakit berkali-kali lipat.

pregnant[GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang