move on susah, balikan ga mau.
***
Kalo kamu nggak pernah ketemu mantan pacarmu selama seminggu, artinya cerita kalian beneran selesai. Tapi kalo alam semesta masih mempertemukan kalian dengan cara yang tak terduga, artinya kisah manis kalian berdu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhir bulan Januari masih diwarnai langit mendung dan suhu yang rendah. Cuaca tak sebagus di bulan Juni sebelumnya seolah mencerminkan isi hati Shani. Pagi ini ia berangkat sendiri naik motor karena Papa sedang studi tour kantor ke Singapura dan Mama lembur di studio percetakan sejak kemarin dan baru akan pulang jam 9 pagi. San sendiri belum pulang dari rumah temannya di Bandung.
Shani biasanya sendiri, tapi kali ini terasa lebih sepi dari biasanya. Ia masuk sekolah pukul 6.15 dan sampai di sekolahnya pukul 6.30. Sekolahnya masih terbilang sepi di jam segini. Meskipun aturan siswa ketat, tetapi pelanggaran keterlambatan menjadi masalah yang bertahun-tahun tak bisa diselesaikan. Sehingga pukul segini yang sudah bisa dibilang kesiangan, sekolah masih sepi. Ia memilih lantas masuk melewati lahan parkir menuju central. Shani menaiki tangga di dekat central karena kelasnya berada di lantai dua. Biasanya Shani lewat tangga belakang karena lebih dekat dan dekat juga dengan kelas Sadewa di lantai 1. Tapi sekarang semuanya berbeda bukan? Shani berusaha tidak bertemu dan tidak melewati hal-hal yang berkaitan dengan Sadewa, agar melupakan lelaki itu dengan lebih cepat.
Namun sulit baginya untuk melupakan ucapan Sadewa terakhir kali. Kata-kata perpisahan lelaki itu begitu menusuk hingga napas dan dada Shani teras sesak. Semua ucapan Sadewa terus berputar di kepalanya.
"kata kamu hubungan kita gak sehat kan?"
"Dasar bego," kata Shani begitu ia masuk ke dalam kelas, mengejutkan Khia dan Lana yang sibuk ngobrol berdua. Keduanya saling menatap kebingungan melihat tingkah laku Shani yang sudah aneh padahal masih pagi.
"Lo kenapa, Shan?" tanya Lana.
"Toksik banget pagi-pagi udah ngatain. Ngomongin siapa sih?" sambung Khia.
"Enggak kok, sori kalo kalian kaget." Shani meletakkan tasnya di kursi, kemudian duduk bersama teman sebangkunya, Khia.
Lana yang duduk di hadapannya menghadap ke arah Shani duduk, mengamati wajah Shani lamat-lamat. "Muka lo bengkak deh, nangis ya Shan?"
Shani mengangguk. "Mood PMS."
"Eh, eh liat deh, Shan." Khia yang tadi mengamati ponselnya beralih memandang Shani dan Lana. Kemudian menunjukkan akun twitter Semansive, atau sekolah mereka SMA N 5 Serpia.
Ada unggahan video Shani tengah bermain bola basket saat jam olahraga, bersama dengan Sadewa yang berdiri di pinggir lapangan sambil melamun memandang Shani. Terlihat disana tatapan Sadewa yang tak lepas akan Shani yang berlari kesana kemari. Sadewa tampak lemas dan tak banyak tersenyum, ia justru hanya melamun. Tapi caption yang dituliskan membuat hati Shani bergetar.
Semoga gue dipertemukan dengan cowok yang ngeliatin gue kayak Sadewa ngeliatin Shani, lucu bangettt. How lucky she is!
Shani memejamkan mata sejenak. Mengatur napasnya dalam-dalam.
"Et, et jangan salting dulu. Lo tau ga sih, Shan. Base twitter Semansive 3 hari ini isinya lo sama Sadewa." kata Khia.