hiraeth ; O9-batalnya janji kelingking

94 4 0
                                    

Selesai mengumpulkan kertas tugas sosiologi ke ketua kelas untuk diserahkan ke Bu Endri, Shani kembali ke kursinya. Duduk bersama dengan Lana dan Khia seperti biasa.

"Sekelompok sama Tama sama Harris bikin pusing, social battery gue langsung kesedot abis." Lana menundukkan kepalanya sambil mendengus kesal.

"Emang kenapa?" tanya Khia yang sibuk memakai handcream akibat tangannya mudah kering.

"Lo tau sendiri kan Harris genit nya bukan main. Bukannya nanya ke kumpulan ibu-ibu yang sibuk ngerujak di pos ronda dia malah nyamperin mba-mba di warung seblak. Mana si Tama ikut-ikutan, padahal gue udah bilang diem aja ga usah ikutan. Dia malah ikut minta fotbar sama minta Instagram. Katanya buat bukti kalo beneran abis wawancara. Bocah sontoloyo." Lana ngomel-ngomel sambil menyisir rambutnya. Ia memasang dua jepit rambut di sisi kanan dan kiri karena akan mengaplikasikan sunscreen diwajahnya usai perjalanan wawancara di siang hari yang terik.

"Kalo gue sama si Faza pasti gue gak akan capek-capek amat kayak gini," lanjut Lana.

Khia hanya terkekeh sambil menggelengkan kepala. Princess Lana selalu ada aja yang dibikin drama.

Sedangkan Shani, selesai mendengar cerita keluh kesah Lana soal Harris dan Tama, ia menghubungi Sadewa. Shani mengirimkan saldo dana sejumlah 40.000 untuk mengembalikan uang Sadewa yang tadi dipakai sebagai reward bagi Mail dan Mamet. Iya, memang Shani yang mengusulkan kalau Sadewa akan membelikan Mail dan Mamet jajan sepuasnya di Indomaret, tapi setelah itu dia malah kepikiran karena takut Sadewa berpikir yang tidak-tidak soal Shani. Ia tahu dan masih ingat nomor yang Sadewa pakai di akun dana nya.

Shani : Gue udah tf ya uangnya yang lo pake buat jajanin Mail sama Mamet, maaf kalo ngerepotin tadi.

Sadewa : Tugas bareng-bareng, ga usah diganti, lagian gue ga kerja ngapa-ngapain.

Sadewa mengirimkan screenshoot setelah semenit berlalu. Screenshoot berupa bukti transfer lain yang dikirim dari m-banking kembali ke akun dana Shani. Shani membelalakkan matanya terkejut karena nominal yang Sadewa kembalikan begitu banyak. Bukan 40.000, tapi 4.000.000.

Shani : Lo ngirim kebanyakan, Dewa!

Sadewa : Iya. Salah ketik. Nol nya kelebihan dua. Simpen aja.

Jelas Shani langsung terdiam. Bingung kenapa Sadewa menjadi baik dalam kurun waktu 4 jam ini.

Sadewa : Sekalian balikin seluruh effort yang pernah lo kasih, kembaliannya buat lo aja.

"Bangsat." Desis Shani kala pesan itu masuk seusai ia melamunkan tindakan Sadewa. Shani kira mereka akan kembali baik-baik saja. Ternyata Sadewa malah kurang ajar padanya.

Shani : Nanti gue tf balik duit lo.
Shani : Anw, ga usah dibalikin duit effort gue buat lo. Soalnya gue tulus ngasihnya.

Ia meletakkan ponselnya di atas meja, lanjut mengomel. Selama Shani masih berinteraksi dengan Sadewa, ia akan terus merasa kesal dan pusing tujuh keliling karena sikap Sadewa yang selalu membuatnya gila. Hingga tanpa sadar Harris sudah duduk di sebelahnya sambil bersandar pada kursi. Memandang Shani dengan tatapan memuja. Shani yang terkejut sedikit melompat, membuat Harris terkekeh gemas.

"Ya elah baru aja di omongin." Lana mendengus sebal.

Kedua alis Tama naik karena kebingungan dengan maksud ucapan Lana. "Ngomongin apa?"

"Kepo banget kuda lumping." Khia menyimpan hand creamnya di dalam laci meja.

Tama mencibir kepada Khia, kemudian memandangi Lana yang masih mengenakan dua jepit rambut berwarna oranye dan pink.

Tama yang merasa gemas, iseng mengambil jepit rambut dari rambut Lana. "Apaan nih, badut lo?"

"Apasih!" Lana mencubit perut Tama hingga cowok itu mengerang kesakitan.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang