hiraeth ; 11-hari hari tanpa dia

92 7 0
                                    

Lana : ke gacoan yuk :(

Khia : ih mau, gue juga bm udang keju soalnya, jam berapa?

Lana : siangan aja biar sorenya kita ke miniso 😻
Lana : @you gas gaaaa

Shani : mau ke minisoo???? ayooooo 🤩🤩
Shani : gue mau cari kado buat bang San

Khia : BANG SAN ULTAH????!! OMO
Khia : Ih kok baru bilaaangg sih Shaaaann

Shani : sowryyy

Lana : wkwkwkwkw karena gue yg ngajak ntar kalian gue jemput di rumah masing masingg yaa 🚙🚙

Shani : okiee Nanaa gue tungguu

Khia : okk Naaa

    Shani meletakkan ponselnya di atas meja makan setelah membalas chat dari grup yang beranggotakan ia, Khia dan Lana. Hampir sebulan berjalan setelah kabar ia dan Sadewa putus, Shani banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Shani yang dulu begitu bucin dan sibuk pada sekolah dan hubungannya mencari kesibukan yang lebih sibuk dari biasanya. Selain makin sering menerima endorsement produk skincare dan makeup, Shani juga mulai menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah hingga Mama terheran-heran. Dia yang dulu jarang hangout bersama Khia dan Lana karena menghabiskan waktu dengan Sadewa kini memilih tak menolak ajakan Khia dan Lana. Terakhir mereka grocery shopping ke IKEA, menemani Khia yang ingin membeli perabotan minimalis disana. Nanti siang, mungkin sekitar jam 1, ia berniat pergi ke gacoan. Karena agak bosan Shani jadi kepengen makan yang pedes-pedes. Walaupun ga boleh karena Shani punya asam lambung dan Mama juga ga suka Shani melanggar hal itu, tapi sekali saja Shani akan melanggarnya untuk menghilangkan tekanan.

Lagi-lagi Shani ingat Sadewa selalu melarangnya makan pedas dan menggantinya dengan makanan yang baik untuk menjaga kesehatan Shani. Astaga.

Gak-gak. Shani bisa terlena kalau mengingat soal Sadewa saat ini.

Dia habis shopping dan main kesana-kemari, menyibukkan diri dengan membeli bunga-bunga dan tanaman agar ia sibuk. Semua usahanya untuk move on tidak bisa sia-sia begini.

Shani memilih untuk membersihkan dapur dan merapikan kulkas. Ia yang baru saja selesai makan langsung mencuci piring. Memakai sarung tangan latex kemudian bersiap fokus pada noda-noda membandel di sekitar dapur.

🌷🌷🌷

"Mie setan level 3-nya 1, Mie Iblis level 2 satu, Mie Iblis level 4 satu, udang keju dua, siomay 1 minumnya mineral 1, lemon tea 3. Ada lagi kak?" tanya kasir yang melayani di gacoan.

"Shani Mie Iblis level 4? Salah ga tuh?" tanya Khia.

Shani meringis. "Bener kok, hehe. Bener mba,"

Lana dan Khia saling melempar pandangan, mereka menggedikkan bahu bersamaan melihat Shani yang mereka kenal tak pernah makan makanan pedas, mendadak pesan Mie Iblis gacoan level 4. Gokil, padahal level 2 saja sudah pedas. Apalagi level 4.

"Totalnya 92.500 sudah termasuk PPN ya kak, silahkan nomornya."

"Iya, makasih mba." Lana meraih nomor meja yang diserahkan padanya, kemudian berjalan menuju kursi yang cukup untuk tiga orang.

Shani duduk lebih dulu, disusul Lana dan Khia. Lana selalu membaca struk seperti biasa sebelum menyimpannya ke dalam dompet.

"Khi bawa hand cream ga?" tanya Shani.

"Bawa, nih," Khia menyerahkan handcream bergambar hello kitty.

"Minta ya, tangan gue bau stang motor."

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang