22. Rain Night

61 6 0
                                    

Happy Reading

*
*
*
*

" Terkadang ada yang selalu mengerti tentang kita. Kedatangannya mungkin sesial hujan kala menerpa, namun dia adalah anugerah yang tak sempat
kita kira."

_Bumi Alseano Dirga

" Bumi lebih penting dari pada foto itu!" Kata Senja sebelum akhirnya pergi meninggalkan Semesta dan memilih untuk kembali ke tempat dimana malaikat tanpa sayap telah ia tinggalkan.

Lima belas langkah tak jauh dari Halte, ia melihat seorang cowok berhoodie hitam tengah berdiri di hadapan Bumi. Berbicara dengan mata melotot-lotot serta otot pipi yang memberi sinyal pada Senja bahwa cowok itu tengah menahan emosinya.

" BUMI!!! " Senja berteriak menghampiri keduanya saat cowok berhoodie itu hampir saja memukul Bumi dengan payung yang ia bawa.

" Anta?! Lo mau celakain Bumi?! "
Saat melihat wajahnya Senja sempat terkejut lantaran ada bercak darah di sudut bibir milik cowok itu. Sepertinya dia baru saja terkena pukulan.

Entah bagaimana Antariksa bisa berada di sana, yang pasti Senja sangat membenci kedatangannya.

" Ck! " Cowok itu terkekeh. " Lo berdua? Sama-sama TOLOL! "

Anta menyerahkan payung yang ia bawa kepada Senja dan langsung pergi tanpa berpamitan.

" Maksudnya apa? "

" ANTA!!! "

Tidak mendengarkan itu, kini Anta menancap laju gas motor kebangsaannya. Melesat hilang di antara rintik hujan yang semakin deras.

" Gak jelas banget sih tuh anak! "

" Senja," 

" Kenapa kamu balik ke sini? Harusnya kamu pulang sama Semesta. Dimana dia? "

Senja terkekeh mendengar pertanyan-pertanyaan itu.

" Kenapa kita harus peduli sama orang yang enggak peduli sama kita? " timpal Senja.

" Senja kepedulian itu tampak dari tindakan bukan ucapan. Semesta peduli sama kamu, buktinya dia cari-cari kamu, khawatirin kamu." ucap Bumi bosan untuk Senja dengar.

" Eh! Wajah kamu kenapa Bumi?? " Senja mendadak panik begitu menyadari ada luka lebam di dekat mata Bumi.

" Anta mukul kamu??! "

Bumi menggelengkan kepalanya.
" Bukan kok, Anta ke sini cuma buat ngasih payung aja." ujarnya sama sekali tidak bisa Senja percayai.

" Bumi please jangan bohong! Enggak mungkin Anta tiba-tiba dateng ke sini buat ngasih kamu payung itu enggak mungkin! "

" Senja harus percaya, tadi itu Anta belum pulang. Dan enggak sengaja ketemu di sini."

" Bumi! Senja bukan anak kecil yang bisa dibohongin! "

" Eee kayaknya hujan mulai reda, gimana kalo aku antar kamu pulang sekarang? Kita jalan kaki! Ayo! " Ajak Bumi disetujui oleh Senja.

Bumi dan Antariksa || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang