13. Sahabat [ Happy Birthday Angkasa ]

49 7 0
                                    

Happy Reading

*
*
*
*

" Seseorang akan gagal menjadi seorang sahabat ketika ia tidak pernah bisa untuk selalu ada dan selalu mencoba untuk tetap bersama."

_Bumi Seano Aldirga

' Cit! '

Dua manusia itu baru saja sampai di depan rumah. Gadis itu pun turun dengan sangat hati-hati, membawa beberapa belanjaan itu cukup susah apalagi menaiki motor besar, sangat sulit.

Senja merasa lelah dan ingin segera tidur. Matanya sudah sangat mengantuk, untung saja tidak tertidur saat di jalan tadi.

" Sini gue bantu."

Cowok itu turun dari motornya. Mengambil alih semua barang belanjaan dari tangan Senja.

" Ayo! " ajaknya mempersilahkan Senja untuk berjalan terlebih dahulu.

" Lain kali kuncinya jangan di taruh di situ bahaya." pengingat Semesta saat Senja mengambil kunci rumahnya di bawah fas bunga.

" Kalo dibawa takut hilang." jawab Senja seraya membuka pintu.

" Kalo kemalingan? " tanya Semesta.

Cowok itu meletakan belanjaan yang ia bawa ke dapur. Dan ada beberapa yang ia letakan di meja makan.

Senja terkekeh lalu duduk di kursi.
" Apa yang bakal mereka ambil? Enggak ada barang berharga juga." kekehnya.

Semesta tersimpul senyum, membuka lemari es untuk mengambil minuman dingin untuk Senja. Dia tahu pasti gadis itu merasa letih dan haus.

" Nih, " menarik kursi di sebelah Senja kemudian mendudukinya.

" Di rumah ini ada yang berharga, itu lo."

Senja terkejut mendengar itu, ia hampir tersedak saat Semesta mengatakan kalimat barusan. Matanya membulat dengan wajah polos menatap cowok itu.

" Kenapa? Aku kan bukan barang? "

" Lo lebih berharga dari pada barang, lo itu wanita. Lo pasti tau seberapa berharganya lo." ujar Semesta.

" Gimana? Lo suka gaun tadi? " lanjutnya bertanya.

Senja mengangguk-angguk. " Suka."

" Yakin? Pernikahan itu cuma sekali dalam seumur hidup. Kecuali misal gue enggak ada, lo nikah lagi." ucap Semesta entah mengapa membuat hati Senja pilu.

" Kalo misal Senja yang enggak ada duluan, kamu bakal nikah lagi gak? "

Semesta malah tersenyum tengil. " Ya iyalah! "

" Udah malem gue mau balik."

' Tok! Tok! Tok! '

Suara ketukan pintu membuat keduanya menoleh ke arah asal suara.

" Siapa? " tanya Semesta dengan datar.

Bumi dan Antariksa || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang