11. Ada apa dengan Mawar Merah?

61 7 0
                                    

Happy Reading

*
*
*
*

" Bumi mana? " tanya seorang wanita berambut pendek menyambut kedatangan Antariksa yang baru saja memasuki rumah.

Cowok itu menggeram kesal. Ia baru saja pulang, ia letih dan tidak ingin debat untuk sekarang. Tapi sial wanita itu malah memancing emosinya.

" Mana gue tau." jawabnya segera pergi menaiki tangga menuju kamar. " Lo kan nyokapnya, harusnya lo tau lah anak lo kemana! Bukannya malah tanya ke gue! " lanjutnya seraya berjalan.

" ANTA! " Teriakan itu seketika membuat langkah Antariksa terhenti di depan pintu kamarnya.

Ia memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya ia menoleh ke asal suara. " Gue capek, boleh gue
istirahat? "

" Cari adik kamu sana! "

Antariksa terkekeh mendengar perintah dari ayahnya. " Lo budeg? Gue capek! Gue mau istirahat! "

" Lagian siapa sih yang lo sebut adik gue? Ayolah gue ini cuma anak satu-satunya yang nyokap gue lahirin! Dia? Dia bukan adik gue kalik, coba sono tes ke dokter pasti hasil campuran! "

" ANTARIKSA JAGA MULUT KAMU! " Seru Sean.

" Tauk ahg gue capek, gue ngantuk mau tidur." Antariksa menguap sekali dan melempar tatapannya ke arah wanita tadi. " Lo mau gak temenin gue tidur?" ajaknya disertai kekehan lalu segera membuka pintu kamar dan masuk.

" ANTARIKSA!!!! "

' BRANG! '

Suara nyaring saat cowok itu membanting pintu kamarnya.

Antariksa menyalakan lampu ruangan itu. Cahayanya langsung mengarahkan mata Anta ke arah sebuah bingkai berukuran cukup besar yang terpajang di dinding kamarnya. Seorang bidadari cantik terbalut hijab putih, ia anggun dan memiliki paras manis layaknya sang dewi.

Antariksa tersimpul senyum menatapnya. " Mah,"

' Tok! Tok! Tok! '

" ANTARIKSA BUKA PINTUNYA! "

" ishh!!! Aargh! " Gedoran pintu dan suara teriakan Sean berhasil membuat Anta benar-benar emosi sekarang.

Ia menjambak rambutnya sekali lalu berteriak tanpa suara. Rasanya Antariksa ingin menghancurkan dunia ini sekarang.

Ia berjalan mendekati foto sang ibu.
" Lo liat? Lo liat hah? Lo liat kan? Suami lo itu emang bangsat! " adunya dengan nada tertekan-tekan.

" ANTA! BUKA PINTUNYA! "

Dengan langkah banteng Antariksa membuka pintu kamarnya dan,

' PLAK! '

" Apa-apaan sih lo anjing! " Gerutu Antariksa begitu ia mendapatkan tamparan dari ayahnya.

" Kamu ini sudah besar! Jaga mulut kamu! " bentak Sean tak Anta ambil dalam-dalam.

Ini memang sudah menjadi makanannya tiap hari, dimarahi oleh Sean Dirgantara itu sudah terlalu biasah baginya. Tapi yang ia tidak sukai adalah ketika pria itu bermain tangan terhadapnya, jika saja bukan Ayahnya pasti sudah Antariksa bunuh dari dulu.

" Minta maaf ke mamah kamu! "

Antariksa menatap kaget pria itu,
" Apa? Dia? Mamah gue? Sorry gue ini anak spek bidadari, bukan anak jalang yang mau di gilir tiap hari." kekehnya hampir ditampar untuk kedua kalinya oleh Sean, namun cowok itu mencegah tangan Sean sebelum benar-benar bertumpu pada wajahnya.

Bumi dan Antariksa || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang