Happy Reading
*
*
*
*♡
Cowok itu menancap gas motornya dengan sangat kencang. Kecepatannya sudah seperti kilat yang lewat di jalanan. Angin-angin malam mulai menyapa kedatangannya, membawa bulir kemarahan dan emosinya sedikit terhempas.
Langit tidak perduli dengan sekelilingnya. Entah mengapa rasanya ia ingin menghabiskan waktu bersama malam yang sunyi. Jalanan yang mulai sepi membuatnya merasa bebas.
" Happy Birthday Sa, Sorry di hari ulang tahun lo gue keluar dari WildClass-"
' BRAK!! '
~•~•~
Sesuai ajakan Semesta tadi malam, kini cowok itu pergi ke makam Angkasa bersama Senja. Matahari masih terlihat di ujung timur, itu artinya ini masih pagi.
" Happy Birthday kak Angkasa." ucap Senja seraya mengusap-usap nisan yang bertuliskan nama mendiang kakaknya.
Air mata pun bergulir turun membasahi pipinya. Harusnya hari ini Angkasa masih ada di sini dan merayakan hari ulang tahunnya bersama Senja, seperti tahun-tahun sebelumnya.
" Kak, Senja ada hadiah buat kak Angkasa," Senja meletakan sebuah kotak kecil di atas makam Angkasa.
" Senja siapin kado ini udah lama, tapi kak Angkasa udah keburu pergi sebelum Senja kasih."
" Happy Birthday kak Angkasa, Senja sayang banget sama kak Angkasa! "
Semesta meraih kotak tersebut dengan perlahan. " Angkasa udah enggak butuh ini." katanya membuat Senja makin menundukan air matanya.
" Semua sia-sia hiks! Buat apa Senja rela enggak jajan demi beli kado itu buat kak Angkasa, Kalo pada akhirnya Angkasa bakal pergi."
Cowok itu membuka kotak tersebut, dan ternyata isinya adalah jam tangan. Dan Semesta tau bahwa itu memang jam yang selama ini Angkasa inginkan. Ia pun menoleh ke arah Senja,
" Kenapa enggak di kasih ke Bumi
aja? " tanya Semesta seraya tersenyum kecil.Senja yang mendengar itu lantas menatapnya dan ikut tersenyum.
" mau ke sekolah sekarang? "
Senja mengangguk.
Suasana jalanan raya yang cukup ramai, kemacetan sudah mulai terjadi dan itu bukan hal yang baru bagi mereka. Bukankah suasana Jakarta memang terkenal dengan kemacetan nya?
Sialnya mereka benar-benar terjebak di tengah-tengah kendaraan beroda empat, yang tidak memungkinkan mereka untuk segera terbebas dari kemacetan itu. Dan bisa jadi mereka akan terlambat masuk kelas.
Tapi sekarang bukan itu yang sedang dipikirkan oleh Semesta, cowok itu masih terus melamun mengenai gadis yang tengah ia bonceng sekarang. Sesekali ia melirik gadis itu dari kaca spion lalu tatapannya jatuh pada tangan Senja yang berpegangan sedikit pada Sweternya.
' Senja lo selalu dateng dan seolah bilang kalo lo bisa ngisi posisi mentari yang padahal gue sendiri juga enggak tau bakal sampai kapan dia terus ada di hati gue. Seolah lo selalu kasih gue seribu satu cara untuk belajar menerima lo. Meski gue juga enggak tau akan sampai kapan hati ini terus terkunci buat lo.' batinnya dalam hati.
" Semesta? "
" Hem? " Cowok itu tersadar dari lamunanya.
Senja menatap cowok itu melalui kaca spion. " Nanti pas kita nikah, ayah gimana? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi dan Antariksa || Enhypen
Novela JuvenilJANGAN PLAGIAT! Cover by.Pin Kasus kematian Angkasa jatuh dari gedung sekolah masih menjadi teka teki yang belum terjawab bagi Senja. Sebuah kejadian yang merenggut seluruh dunia Senja. Apalagi kini Senja harus hidup terluntang-lantung sendiri setel...