Happy Reading
*
*
*♡
" Tadi siang Semesta ketemu gue, dia ngomong kalo dia liat Mentari ambil amplop biru di Lokernya." Adu Gio kepada para teman-temannya yang tengah berkumpul.
Kini mereka berada di Markas, Welcome to WildClass Home. Markas bukan sembarang markas, ini adalah tempat dimana para anak-anak WC bisa berkumpul ria.
Tempat berukuran besar untuk WildClass yang memiliki member berjumplah 93 itu sangat cukup bahkan lebih dari cukup. bahkan mereka bisa memarkirkan motor di dalam markas jika takut kemalingan.
Konon itu adalah gedung tua milik kakek Skala, yang sudah lama di tinggal dan tidak berfungsi lagi. Lalu para anak Wc menemukan gedung terbengkalai tersebut dan mengubahnya menjadi sebuah istanah kerajaan mereka.
Awalnya tempat itu cukup angker, sampai-sampai ada 4 anak keluar dari WildClass dengan alasan karena ketakutan kumpul di markas.
" Lah? Amplop biru bukannya punya si Santet ya? Kenapa dia ambil? " tanya Alam.
" Sunset bodoh! " Teloyor Langit.
" kata Semesta udah beberapa hari ini enggak ada surat dari Sunset di lokernya, dan kayaknya si Mentari deh yang ambil." Kata Gio berburuk sangka.
" Setau gue Mentari udah enggak suka sama Semesta." tungkas Alam.
" itu kan setau lo! " timpal Laut.
" Kalian juga tau Mentari udah kenal Semesta lama, yang mungkin aja dia udah bosen." ujar Alam.
" kalo dia bosen kenapa masih ngurusin hidup Semesta? " tanya Langit.
" Udah-udah! Berisik amat! " Semua menoleh ke arah yang sama. Antariksa baru keluar dari dalam kamar mandi, sepertinya cowok itu baru selesai mandi. " Bahas apaan lo pada? " tanyanya seraya ikut duduk di antara teman-temannya.
" itu Mentari ama Semesta." jawab Gio. " Eh! Btw Semesta mana? Dari tadi kita gibahin enggak nongol-nongol? Terakhir dia sama lo kan bos?"
Antariksa menyipitkan matanya, mengangguk-angguk bingung.
" Lah emang dia belum balik? "
Gio bergedek.
" Kemana tuh anak? Padahal dia udah janji sama gue mau temenin gue balapan malam ini."
" Cieee si paling bestay! " Ledek Alam.
" kemana-mana berdua mulu! Awas lo berdua Gay! ihh amit-amit! " Kekeh Langit.
" Taik! Bilang aja lo cemburu dia mau temenin gue! Biasannya juga bareng lo terus! " Gerutu Laut lalu segera menelfon Semesta.
" Dih! Bukan urusan gue juga kalik dia mau sama siapa! Kemana! Dimana! Kapan! " Ujar Langit menutupi kebohongan.
Sebenarnya hal yang paling berat di dunia ini bukan lah menahan cemburu melihat Pacar bersama orang lain, namun cemburu ketika sahabat kita pergi dengan orang lain. Itulah kenyataannya.
" Muna lo Anjing! " Umpat Laut.
" Btw balapan sama anak mana lo? " tanya Antariksa.
" Anak Punk depan komplek rumah paling. " tebak Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi dan Antariksa || Enhypen
Dla nastolatkówJANGAN PLAGIAT! Cover by.Pin Kasus kematian Angkasa jatuh dari gedung sekolah masih menjadi teka teki yang belum terjawab bagi Senja. Sebuah kejadian yang merenggut seluruh dunia Senja. Apalagi kini Senja harus hidup terluntang-lantung sendiri setel...