21. Salah Paham?

104 9 0
                                    

Happy Reading

*
*
*
*

" Double kill!! "

" Wih anjayy!!! "

" Eh buset anjing gua disrempet! "

" Yak! Begok! Begok! Begok! "

" Begok!!!! "

Teriakan-teriakan itu menyapa gendang telinga Senja sangat tidak ramah. Perlahan gadis itu pun mulai membuka matanya. Cahaya terang di atas langit UKS menyambut gadis itu dengan sinar yang sangat menyilaukan mata.

" Ahhg!! Shitt! Goblok! "

Mata gadis itu berputar keliling arah, mencoba mencerna dimana sekarang ia berada. Dengan lemas ia membuka tirai pembatas brankar untuk melihat siapa yang ada di sebelahnya.

Senja menghembuskan nafas kesal.
" Pantesan brisik. " gumamnya di dengar oleh cowok yang sendari tadi bermain game di brankar samping Senja.

' Srett!! '

Cowok itu membuka tirainya lebar.

" Elo??! "

Senja menatapnya malas dan langsung membuang muka.

" ngapain lo di sini?? "

" Lo yang ngapain?! " Timpal Senja.

Antariksa mengubah posisi duduknya jadi menghadap ke arah gadis itu.

" Lo sakit?? "

" Enggak gue sehat! " jawan Senja sewot.

" Lah terus ngapain di sini? "

" Lah lo sendiri?! Lo sakit? siapa yang bawa lo ke sini?! "

" gue ke sini sendiri. Jalan kaki, kan gue mandiri enggak kayak lo ngerepotin orang lain! " ujar Anta.

" harusnya kaki lo itu bawa lo ke RSJ! Lo kan sakit jiwa bukan sakit fisik! "

" Dih! " Anta mengangkat ujung bibirnya seraya menatap Senja julid.

" Dah lah gue capek sama lo! " Senja kembali membaringkan tubuhnya di atas brankar lalu menarik selimut. Disusul dengan Anta yang juga melakukan hal serupa.

" Gue juga mau tidur! Gedeg gue liat muka lo! "

Hening pun terjadi keduanya benar-benar hanya diam dan Anta tidak menyukai hal itu. Dia terus bolak balik tidak jelas seperti ikan di daratan.

" Bisa diem gak si??!! " Kesal Senja merasa terganggu.

Anta pun terdiam dengan mata berputar-putar seperti mencari kesibukan.

" Lo mau tau sesuatu? " pertanyaan itu sontak membuat Anta menoleh.

" Sampai saat ini gue masih benci sama lo, karena gue percaya kematian kak Angkasa itu gara-gara lo."

Suara jarum jam terdengar seiring berdetupnya jantung Anta. Rasanya kini ia di pukul-pukul tak henti oleh sesuatu yang merasuki telinganya.

" Gue udah berusaha lupain itu, tapi setiap kali ketemu lo, gue enggak bisa tahan emosi gue. Karena segala tingkah laku lo itu hampir sama kayak kak Angkasa. Dan gue benci itu."

" Gue sih enggak rugi di benci sama lo, lo juga enggak berpengaruh besar di hidup gue." ujar Anta.

" Mau gue kasih tau tentang sesuatu? Dan ini rahasia." tawar Anta membuat Senja tertarik.

Bumi dan Antariksa || EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang