"Tian, bos lo pasti belakangan ini banyak banget waktu luang, ya?" ucap Claire sengaja menyindir Saka yang duduk di sebelahnya.
"Sebenarnya nggak, Claire." Tian malah menanggapi serius. "Tapi Pak Saka memang minta jadwal hari ini sama besok dikosongin biar bisa nemenin kamu."
Saka tersenyum. Puas dengan jawaban Christian. Lirikkan sebal istrinya malah membuat Saka terkekeh dan melingkarkan tangannya di bahu sang istri. "Aku kan udah bilang bakal ikut kamu outing."
"Ngapain sih, Saka? Kamu malah bikin mereka nggak nyaman."
"Kenapa nggak nyaman? Aku cuma nemenin istri aku."
Claire memutar bola matanya. "Lagian ya, aku cuma gabung sebentar. Besok aku udah mulai syuting."
"Good. Besok pagi kita pulang bareng," Saka pun berkata pada Christian yang duduk di jok depan. "Tian, cari tiket bisnis buat besok pagi."
"Baik, Pak." Angguk Christian dan langsung melaksanakan perintah Saka.
Claire cemberut. Karena sudah mulai sibuk, Claire tidak bisa mengikuti acara outing tiga hari penuh. Jadi dia memutuskan hanya bergabung satu hari untuk menampakkan muka. Tapi Saka tetap saja memaksa ikut karena tidak mau Claire pergi tanpanya.
Terus untuk apa dia menyuruh Harum mengawasinya, sih?
Outing akhirnya dilakukan di Bali karena entah bagaimaan Saka sudah menyiapkan semuanya tanpa memberitahunya. Keakraban terjalin antara staff-staff Saka dengan karyawan Cleir saat masa launching dan promosi berlangsung. Saka yang mengatakan staff-staffnya juga berhak untuk ikut outing membuat Claire tidak dapat menolak. Alhasil Baskara memutuskan untuk tidak ikut karena akan sangat canggung bila dia berada di sana.
Begitu sampai resort, Claire disambut oleh Welly yang mengantarkan mereka ke kamar. "Mbak pasti capek pulang pemotretan langsung ke sini."
"Saya sempet tidur di pesawat kok," Claire melirik Saka yang sibuk dengan ponsel sementara satu tangannya memegang pinggangnya. Tidak berniat menyapa Welly. "Anak-anak yang lain kemana, Wel?"
"Ke pantai Padang-Padang, Mbak. Terus mau lanjut sepedaan."
"Kamu nggak ikut?"
"Saya agak pusing. Jadi mau istirahat aja di resort." Welly yang merasa harus segara undur diri karena keberadaan Saka yang sedikit mengintimidasi meskipun cowok itu tidak melakukan apa-apa, dan hanya berdiri sambil memeluk istrinya posesif pun berkata. "Kalau gitu saya balik ke kamar ya, Mbak. Selamat istirahat."
Claire mengangguk. Kemudian menutup pintu. Setelah kepergian Welly, Saka baru menyimpan ponselnya dan mengikuti Claire yang melepaskan outer-nya.
"Kamu mau keluar?" tanya Saka memeluk Claire dari belakang saat istrinya membongkor tasnya mencari charger.
"Mungkin nanti sore." Claire menjawab singkat. Kemudian mencolokkan charger ke stop kontak dengan Saka yang masih memeluknya.
"Kemana?"
"Canggu,"
"Ketemu siapa?"
"Teman," Claire membuka ponselnya. Membalas pesan Hani dan Bagas yang mengatakan mereka mau jalan-jalan ke Pasar Seni. Claire mengiakan dan mengatakan mereka bisa menikmati waktu mereka asalkan besok tidak bangun kesiangan.
"Cewek apa cowok?" suara Saka yang terdengar waspada membuat Claire menghela napas.
"He's gay, Saka. Masih mau cemburu juga?"
"Tetap aja dia laki-laki."
"Dia mungkin lebih nafsu liat kamu daripada aku." Claire meletakkan ponselnya. "Lepas. Aku mau mandi."
![](https://img.wattpad.com/cover/333421120-288-k226795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Games
Romance[COMPLETED] Claire Davina Salim definisi dari keegoisan itu sendiri. Ia tidak ingin dimiliki oleh siapapun. Menikah tidak pernah menjadi tujuah hidupnya, Sampai pria bernama Arsaka Alexander Winata melamarnya.