Rumah keluarga Winata tampak lebih ramai dari biasanya. Chyntia yang mulanya hanya ingin mengundang Saka dan Claire ke rumahnya malah berinsiatif membuat pesta kecil di taman belakang rumah. Tamu-tamu yang hadir hanya keluarga inti, dan tidak semuanya bisa hadir. Chyntia malah menyukainya, sebab hal itu membuat acara yang ia buat semakin terasa intim dan hangat.
"Kalau gitu kita harus pergi bareng-bareng ke New York," usul Priyatika—Mami Barra.
"What a great idea," Chyntia mengangguk menyetujui dengan semangat. "Gimana Claire? Pasti seru bisa nonton NFW bareng-bareng, kan?"
Claire tersenyum. Meletakkan gelas sampanye lalu melirik Naura yang sepertinya sengaja tidak menjawab. Mungkin dia memiliki rencana lain dengan Barra.
"Gimana, Nau?" Tapi dia sengaja melemparkannya pada Naura. Merusak kesenangan orang lain memang menyenangkan. Sudut bibirnya terangkat ketika melihat cewek itu membelalakkan mata lalu memandangnya seolah ingin berkata 'kenapa lo malah nanya gue? Kan lo yang ditanya?'
"Eung ... kendengarannya seru," Naura tersenyum kikuk. "Tapi aku mau nanya Barra dulu."
"Udah, Barra pasti setuju," Priyatika mengibaskan tangan. "Lagian jarang-jarang lho kita bisa pergi bareng-bareng gini."
"Still, aku perlu izin Barra, Mi." Naura membalas sopan. "Belakangan ini, aku lumayan sibuk jadi nggak bisa punya waktu luang buat dia. So, if I need time, aku bakal prioritasin Barra dulu."
"Oh, how sweet," Claire memegang dadanya terharu. Yang sebenarnya hanya mengejek. "Kalau aku kayak gitu, mungkin Saka bakal megang kening aku dan nanya aku sehat atau nggak."
Ucapan Claire berhasil memancing tawa.
"Mami nggak heran, Claire," Priyatika menimpali. "Saka pasti punya kesabaran seluas samudera sampai bisa nge-handle kamu."
"He's not, Mbak," Chyntia menggeleng. "Saka cuma begitu karena orang itu Claire. Dia malah mudah sewot kalau sesuatu nggak sesuai sama apa yang dia mau."
"I know right," Claire mengangguk menyetujui. Saka baru mau bersabar padanya karena hubungan mereka sudah lebih baik. Sebelumnya, cowok itu pemaksa sekali. Well, sekarang Claire tahu Saka melakukannya karena ingin bersamanya. "Sebelum dekat sama Saka, dia juga nggak sesabar sekarang kok."
"Jadi gimana, Claire? Kamu bakal ikut, kan?" tanya Chyntia.
"Why not?" Claire langsung mengiakan. "Aku juga udah lama nggak liburan sama Mama dan Mami."
"Naura, kamu juga harus ikut, ya." Priyatika meminta tapi tidak ingin ditolak. "Kalau Barra nggak ngizinin, Mami yang ngomong sama dia."
Naura mengangguk. "Sure, Mi," sahutnya.
Obrolannya keempatnya semakin seru. Yang tak lama Ajani dan Mira ikut bergabung. Sama-sama memiliki ketertarikan di bidang fashion membuat banyak hal yang bisa dibicarakan. Apalagi hal itu juga disambung dengan kabar Naura yang ternyata sedang hamil muda. Tanpa sadar Claire menatap perut Naura, lalu tak lama setelahnya meraba perutnya. Membayangkan bagaimana rasanya jika di perutnya, dia memiliki buah cintanya dengan Saka.
Claire tersenyum. Dadanya terdebar ketika membayangkannya.
Di tengah obrolan mereka, Barra datang, mengajak Naura pulang dengan alasan istrinya harus banyak istirahat karena sedang hamil. Priyatika mengangguk karena memang tahu awal-awal kehamilan adalah masa yang cukup sulit. Apalagi untuk Naura yang mengandung anak pertama.
"Mama doain kamu cepat nyusul Naura ya, Claire. Kata dokter gimana waktu kalian konsultasi?" tanya Chyntia yang sudah mendengar dari Claire jika mereka memang datang ke dokter kandungan untuk konsultasi.
![](https://img.wattpad.com/cover/333421120-288-k226795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Games
Romantik[COMPLETED] Claire Davina Salim definisi dari keegoisan itu sendiri. Ia tidak ingin dimiliki oleh siapapun. Menikah tidak pernah menjadi tujuah hidupnya, Sampai pria bernama Arsaka Alexander Winata melamarnya.