Untuk benar-benar pulih dari cedera membutuhkan waktu yang bisa dibilang tidak sebentar. Terlebih pada Claire yang mengalami cedera cukup berat. Kondisinya memang berangsur-angsur membaik. Claire sudah bisa berjalan. Luka di lengannya pun telah mengering. Hanya bekas lukanya saja yang membutuhkan waktu lama untuk pudar.
Claire tidak terlalu ambil pusing. Dia bisa operasi atau laser. Apapun itu. Semua akan mudah selama ia memiliki uang. Mungkin cedera di pundaknya saja yang masih menyisahkan rasa ngilu. Karena itu, Saka belum mengizinkannya keluar rumah.
Sementara Claire sudah sangat kebosanan.
Claire memang introvert. Tapi dia introvert yang terbiasa bekerja di luar. Meskipun Saka memberinya kelonggaran—dengan mengizinkan Claire memantau pekerjaan dari rumah. Tetap saja, Claire ingin menghirup udara bebas.
Saka hanya mengizinkannya keluar satu kali. Yaitu saat launching produk Cleir. Itu pun hanya sebentar dengan pengawalan yang sangat ketat. Claire tidak menghitung, sepertinya ada lebih dari sepuluh bodyguard yang berjaga di tempat acara.
Soal Baskara, Claire belum bisa menghubungi cowok itu. Dia awal-awal kepulangannya ke rumah, Saka hampir dua puluh empat jam berada di sisinya. Semua kegiatan mereka lakukan bersama. Mulai dari mandi, makan, tidur, sampai bekerja Saka lakukan sambil menamani Claire melukis. Ruang gerak Claire yang terbatas karena cedera membuatnya memang sangat bergantung pada Saka. Terlebih suaminya itu ingin merawat Claire sendiri. Hanya sekali-kali meminta bantuan orang lain.
Tapi tentu Saka tidak bisa melakukan itu lebih lama. Suka tidak suka, dia harus kembali bekerja.
Ketika sudah agak terbebas dari pegawasan Saka, Claire baru mengabari Baskara, dimana Claire harus meminta nomor Baskara pada orang kantor sebab suaminya itu dengan sangat kekanakan menghapus nomor Baskara dari kontaknya.
Yeah, selain bersikap aneh dengan pernyataan cintanya. Saka juga semakin jelas menunjukan kecemburuannya pada Baskara.
Sulit buat Claire percaya. Apa yang dikatakan Saka terdengar tidak masuk akal.
Bagaimana mungkin cowok itu tiba-tiba memiliki perasaan romantis padanya?
Belakangan, Saka sudah tidak pernah lagi membahas soal itu. Mungkin dia sadar Claire tidak nyaman dengan pembicaraan tersebut.
Geteran ponsel di saku outer-nya membuat Claire mendesah. Tidak perlu melihat, Claire sudah tahu yang menghubunginya adalah Saka. Sejak kembali bekerja, cowok itu menghubungi Claire lebih dari lima kali dalam sehari.
"Gue udah makan, minum obat, dan sekarang lagi ngelukis." Claire menjelaskan karena sudah hapal dengan pertanyaan yang akan dilontarkan oleh Saka. "Ada lagi yang perlu lo tahu, Bapak Saka?"
"Kamu kangen saya?"
Claire menggigit bibirnya gemas. Kendati tidak lagi membahas soal pernyataan yang ingin sekali Claire hapus dari ingatannya—Saka kerap kali melontarkan kalimat yang membikin jantung Claire turun ke perut.
"Apa sih. Nanti juga bakal ketemu," Claire berdecak. Mencegah dirinya agar tidak salah tingkah. "Gue lagi ngelukis nih."
Di ujung sana Saka tertawa. "Saya cuma mau ngasih tahu kalau malam ini saya bakal pulang telat. Ada dinner sama klien."
"Hm," Claire menyahut dengan gumaman.
Hening sebentar. Lalu suara Saka kembali mengisi. "Okay then. See you at home, Claire."
Panggilan itu berakhir setelah Claire mengatakan hal yang sama. Claire membuang napas panjang. Melempar ponselnya ke meja.
Sebenarnya alasan utama Claire ingin kembali bekerja adalah agar dia bisa menghindari Saka yang semakin hari semakin aneh saja. Bukan hanya soal sikap protektif Saka yang berlebihan setelah kecelakaan yang ia alami—asal tahu saja, ada bodyguard yang berdiri di berbagai sudut rumah. Selain itu, Saka makin lancar mengeluarkan kata-kata manis. Claire benar-benar pusing. Seharusnya dia cukup balas menggoda Saka. Bukannya malah salah tingkah. Claire tidak suka dibuat begini. Mungkin dia harus kembali bercinta dengan Saka untuk meyakinkan diri jika cowok itu hanya menginginkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Games
Roman d'amour[COMPLETED] Claire Davina Salim definisi dari keegoisan itu sendiri. Ia tidak ingin dimiliki oleh siapapun. Menikah tidak pernah menjadi tujuah hidupnya, Sampai pria bernama Arsaka Alexander Winata melamarnya.
