"Semua orang akan pergi, tapi tidak tahu kapan waktunya. Mulai sekarang belajarlah untuk mandiri."_Arul.
"Lo benar Rul, gue gak bisa diam terus. Apa yang mereka bilang tentang gue itu salah. Gue emang berteman sama kalian, tapi yang paling berkesan dihati gue cuman Galen," balasnya yakin.
"Ya udah berubah! Biasakan diri buat mandiri. Kita gak tau kan kapan kita akan pergi," lanjutnya.
"Benar kata lo Rul," ucap Ema membenarkan.
Ketika mereka berdua sedang asik mengobrol, Galen dan Diki sudah datang. Dengan dua nampan yang berisi pesanan mereka.
"Pesanan udah datang, silahkan dinikmati," sugguh Diki.
"Cocok banget Dik, itung-itung pahala bantuin Bu Yeyen jualan," celetuk Roby yang tiba-tiba datang.
"Pala lo, gue emang niat punya restoran. Tapi gak sekarang juga kali, masih sekolah nih," balas Diki.
"Eh, bagusan sekarang gak sih? Jadi masa muda lo gak kebuang buat main-main doang," sahut Ema.
"Gini nih, kalau anak Agrde lagi mode serius. Mulai bahas-bahas usaha," celetuk Arul. Yang sedang asik makan.
"Gak papa Rul, sekali-kali serius, biar gak makan bangke terus otak kalian. Sekali-kali diajak makan sayuran biar pencernaannya lancar," titah Roby.
"Hilih By, kayak lo gak-nya aja," cetus Arul.
"Kita sama-sama aja gimana?" Diki kembali bersuara.
"Maksudnya?" tanya mereka bingung.
"Kita buka usaha bareng-bareng aja, business with friends, gitu gimana? Setuju gak?" usul Diki.
"Bagus juga tuh, kayak punya tugas masing-masing gak sih?" Lanjut Ema.
"Iya juga ya, boleh tuh," balas Roby setuju.
"Kalau semuanya setuju gue juga bakal setuju, kita mulai cari tempat, " kini Galen yang angkat bicara.
"Bagus tuh, pulang sekolah ini kita beresin," ujar Roby.
"Tapi pulang sekolah kan mau ke tempat Ema," sosor Arul.
"Abis dari rumah Ema deh, biar lo puas," wajah Roby terlihat kesal saat mendengarkan gumaman Arul.
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Semuanya menikmati kembali makananya masing-masing, waktu jam istirahat sekolah tidak selama waktu istirahat di rumah.
***
Sudah seharian mereka menghabiskan waktu belajar di sekolah. Waktunya untuk pulang, Argde Geng pun berkumpul di dekat parkiran. Lagi-lagi Ema menjadi topik pembicaraan, untuk kali ini Ema tidak ingin diam lagi, baginya. Sudah cukup lama ia diam, dan sembunyi dibelakang teman-temannya.
"Pulang sekolah, terus main sama cowok, malah cewek sendiri lagi. Ngeri ya," sindir seseorang dengan rambut yang ia biarkan tergerai, dan bawah rambut yang ikal.
Saat Ema ingin membalasnya, tiba-tiba ada sosok perempuan yang hadir ditengah-tengah mereka.
"Dia gak sendiri kok, gue sama dia. Mau sirik gimana lagi Mbak? Mau ikut gabung ngomong aja kali, jangan caper sana-sini," cetusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit
Teen FictionMemiliki trauma yang berat, lalu disembuhkan dengan rasa kasih sayang. Bukan soal percintaan saja, tapi tentang persahabatan juga. Mereka yang memiliki mimpi, bekerja sama untuk meraihnya. Saling menompah satu sama lain, saling memahami dan menyayan...