"Lo punya masalah, tapi bukan dengan cara menghilang lo nyelesainnya._Diki.
Akhirnya, mereka finis. Tepatnya pada tanggal 05 Mei 2023 mereka dinyatakan lulus. Banyak ujian yang mereka lewati bersama. Ema berdiri di depan pintu kelas. Menunggu kedua temannya yang sedang diskusi untuk acara perpisahan mereka. Meskipun bukan anggota OSIS lagi. Namun, mereka masih aktif sampai sekarang.
Sekian lama Ema menunggu, akhirnya mereka keluar juga.
"Ayo Ma," ajak Arul.
Ketika hendak keparkiran. Mereka melihat Roby yang terdiam di atas motornya. Mereka pun menghampirinya. Awalnya Arul tidak ingin, karena sampai sekarang mereka masih tak saling sapa. Ema yang tidak mengerti apa-apa pun bertanya, namun tak mendapatkan penjelasan dari Arul.
"Itu Roby kan ya? Samperin yok," ajak Ema.
"Lo aja deh Ma, gue malas," tolak Arul.
"Eh, kenapa? Kalian gak boleh gitu dong. Bentar lagi kita berpisah, emangnya kalian gak mau ada momen bahagia apa?"
Diki yang sedari tadi hanya diam. Kini membuka mulutnya. "Benar apa kata Ema, Rul, lagian gak ada salahnya kan kita minta penjelasan sama Roby," usul Diki.
Setelah banyak pertimbangan. Akhirnya Arul mengikuti apa yang dikatakan Ema dan Diki.
"Oke, untuk kali ini gue gak akan egois," ujarnya.
Mereka pun menghampiri Roby. "Hai By," sapa Ema.
Ketika melihat Ema, wajah Roby terlihat gelisah. Lelaki itu terus menatap Ema, membayangkan senyuman gadis itu pun ia tak sanggup.
"By, kenapa diam aja sih? Lo marah sama gue? Salah gue apa By?" begitu banyak pertanyaan yang Ema lontarkan.
Mau marah bagaimana? Jika alasannya saja tidak jelas. Roby ingin menjelaskannya, namun. Ini bukan saatnya.
"Gak kok, lo gak ada salah. Gue aja yang salah, ngediemin lo tanpa alasan. Sorry ya Ma," pintanya.
Ema tersenyum, dengan berjalannya waktu. Teman-temannya kembali padanya. "Gak papa kok By, gue ngertiin lo. Setiap orang terkadang suka berubah, mereka cuman butuh waktu untuk mengubah kembali yang sempat pergi."
Roby semakin dibuat bersalah, tidak menyangka Ema masih peduli padanya. Padahal gadis itu sudah banyak menerima kekecewaan.
Kini tatapan Roby beralih kepada Arul yang diam dan memasang wajah juteknya. "Rul, maafin gue ya. Gue tau, gue udah ingkar janji, sebenarnya gue cuman...."
"Halah, gak usah basa-basi deh By. Lo ninggalin Ema dan ngebiarin dia sendirian karena si Sonia itu kan? Lo ngilangin rasa kepercayaan gue By," emosi Arul. Rahang lelaki itu mengeras, menahan diri untuk tidak berkata lebih lagi. Ema langsung mengelus dada bidang Arul.
"Arul, sabar. Lo gak boleh emosian gini, ingat emosi gak akan pernah nyelesain masalah. Lagi pula, kalau Roby dekat sama Sonia. Gue senang kok, seengaknya dia bisa ngelupain masa lalunya. Gue gak papa kok Rul, Roby kan butuh kebahagiaan," jika Ema sudah berkata seperti itu. Arul tidak bisa apa-apa. Apa yang Ema kata kan benar. Ia tak boleh mengekang Roby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit
Teen FictionMemiliki trauma yang berat, lalu disembuhkan dengan rasa kasih sayang. Bukan soal percintaan saja, tapi tentang persahabatan juga. Mereka yang memiliki mimpi, bekerja sama untuk meraihnya. Saling menompah satu sama lain, saling memahami dan menyayan...