20. Kejutan

18 5 0
                                    

"Kebersamaan adalah kunci kebahagiaan yang sesungguhnya."_Diki.

Hari ini adalah hari yang Galen tunggu-tunggu, banyak kebahagiaan yang ia lihat, 21 Juli hari istimewa untuknya.

Galen merencanakan sesuatu yang tidak diketahui oleh Ema. Lelaki itu meminta para sabahatnya membantu dirinya menyiapkan segalanya.

"Guys, nanti gue bakal ajak Ema jalan-jalan, kalian nyiapin semuanya ya," pintanya. Mereka pun tak menolak.

"Oh ya, gue punya rencana baru," ujar Arul.

"Apa?" tanya mereka kompak.

"Kita bakal tutup angkringan malam ini, tapi kita bakal ajak anak-anak kelas buat datang ke angkringan kita," sarannya.

"Tunggu, tunggu, maksudnya gimana sih Rul? Tutup angkringan, tapi mereka disuruh datang ke sana?" Binggung Diki.

"Maksud gue, biar mereka ngeramein, tapi kita tutup angkringan. Bisa dibilang hari ini kita traktir mereka," jelas Arul.

"Oh..., gue ngerti maksud Arul. Ide bagus tuh, nanti kita rencanain lagi.

"Oke, kalau gitu gue mau minta tolong sama Ningrum dan Asep, biar kita gak sibuk bertiga." Arul pergi, mencari Ningrum dan Asep yang entah ke mana.

"Ya udah, pulang ini kita bakal langsung beli keperluannya, dan Galen, pergi bawa Ema jalan-jalan, nanti kalau semua udah beres, gue bakal ngabarin Galen," ucap Roby.

Mereka pun setuju dengan rencana ini, Galen kembali ke bangkunya. Sampai hari ini, Ema masih terlihat lesu, Galen sudah mencoba menyuruh Ema istirahat di rumah, namun, gadis itu kekeh ingin sekolah.

"Ay, gimana udah mendingan belum?" Galen mendaratkan bongkongnya disamping tempat duduk Ema.

Gadis itu mendongakan kepalanya. "Udah mendingan kok, lagian cuman sakit dikit doang. Nanti juga sembuh sendiri," jawabnya.

"Kita ke rumah sakit aja yuk!" ajak Galen.

"Gak usah, istirahat bentar juga udah ilang rasa sakitnya," Ema masih dengan kekehnya, gadis itu sangat sulit dibawa keruma sakit.

"Lo tidur aja Ma, sekarang pelajaran Bu Sinta, berhubungan gurunya gak ada, lo bisa istirahat," ucap Roby yang tiba-tiba datang.

"Lo tau dari siapa kalau jam kos?" tanya Galen memastikan.

"Gue kan ketua kelas, tadi gue ke kantor disuruh minta tugas," jelas Roby.

"Oh...," Galen membentuk mulutnya menjadi huruf O.

"Tapi, kan ada tugas," ucap Ema. Gadis itu sedari tadi hanya mengamati percakapan Roby dan Galen.

"Aku yang ngerjain Ay," tutur Galen.

"Gak boleh gitu Ay, itu namanya bukan usaha sendiri," balas Ema.

"Terus maunya gimana?" Galen pasrah dengan Ema. Walaupun bedan gadis itu sedang tidak sehat, ia masih punya tenanga untuk membuat Galen kesal.

"Ngerjain tugas dong, tapi, kalian yang nyari jawaban. Gue cuman bantu nyalin doang, gak papa kan?"

Galen dan Roby tersenyum menatap Ema, mereka tidak bisa marah dengan gadis itu. Wajahnya terlalu mengemaskan untuk dibentak.

"Kalau bukan pacar  sendiri aja, rasanya pengen gue tendang dari bumi ini, biar pindah ke pelanet mars," tungkas Galen.

"Coba aja, nanti gantain. Lo yang gue lempar ke pelanet jupiter," balas Ema.

"Udah sehat lo ma?" Diki tiba-tiba datang,  dengan buku dan pena yang ia bawa.

"Udah agak mendingan, ini juga berkat kalian. Coba gue gak ada yang ngajak ngomong, gak bakal sembuh," ujarnya.

Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang