27. Kasih Sayang

18 5 0
                                    

"Hidup itu supers, selalu banyak kejutan di dalamnya. Antara kita suka atau tidak, tapi, harus tetap kita terima._Ema.

Saat Ema berkata seperti itu. Galen dan anak lainnya sudah berdiri tak jauh dari Ema dan Arul. Asep dan Ningrum terharu, karena mereka hanya tau Argde Geng itu anak-anak yang ceria, suka bikin guru marah. Walaupun mereka nakal, tapi dibatas wajar, namun mereka juga mengimbangi itu, selain nakal, mereka juga pintar-pintar. Hal itu lah yang membuat para guru menyukai mereka, kenakalan mereka itu seperti anak murid pada umumnya, suka telat ke sekolah. Ikuta-ikutan bolos kalau ada yang ngajakin.

"Alasan gue gak mau kehilangan Ema," ucap Galen tiba-tiba.

"Bukan cuman lo Gal, kita semua juga gak mau," imbuh Diki. "Buat gue, Ema itu kasih sayang yang sempat hilang dalam hidup gue. Dia yang ngembaliin dunia gue, walaupun waktu itu gue punya Arul, yang ngerangkul gue. Cuman beda aja gitu, saat Arul cuman bisa bilang sabar. Ema nunjukin rasa empatinya, dia pengertian orangnya," lanjutnya lagi.

"Gue salut sama Ema, dia rapuh, tapi tetap ngerangkul teman-temannya yang patah. Seakan-akan dia gak punya masalah dalam hidupnya. Padahal dia sendiri berat menompah itu semua," ujar Roby.

Ningrum begitu terharu dengan persahabatan kelimanya. Saling berbagi kasih sayang. "Gue salut sama kalian semua, selalu berpegangan. Mungkin, kalau cowok lain. Ngeliat ceweknya dekat-dekat sama cowok lain. Walaupun itu sahabatnya pasti marah banget, tapi Galen beda. Dia selalu memberi ruang untuk teman-temannya yang lain," ujar Ningrum.

"Gue orangnya posesif Rum, bahkan gue juga pernah cemburu saat mereka akrab sama Ema. Tapi, gue mikir lagi. Gue gak boleh egois, selain gue yang jagain Ema, pastinya juga mereka yang bakalan jagain Ema," jelas Galen.

Ningrum tak bisa berkata-kata lagi. Bahagia rasanya bisa mengenal dan berteman dengan mereka. Saat ini Risa tak ada diantara mereka. Gadis itu pergi ketoilet saat selesai makan tadi.

Galen dan kedua sahabatnya, menghampiri Arul dan Ema. Ningrum dan Asep melihat mereka dari kejauhan.

"Ma," panggil Galen.

"Kalian, ngapain di sini?" tanya Ema.

"kita gak mungkin ninggalin Arul sendirian, gue tau. Anak ini akhir-akhir ini sensitif banget. Di rumah juga dia kayak gitu, kalau dia lagi nonton terus digangguin, dia langsung masuk kamar dan gak mau dengerin penjelasan apapun, sekarang dia gak bisa dibercandain. Gue gak ngerti kenapa Arul jadi kayak gini," ujar Diki.

"Gak usah buka aib sih," marah Arul.

"Tuh kan, baru aja diomongin, eh udah nyamber nih anak," ucap Diki.

Arul tak lagi membalas ucapan Diki, lelaki itu diam. Sampai suara Ema kembali memgubah hatinya menjadi hello kity.

"Gue gak akan pernah pergi dari kalian. Galen memang segalanya buat gue, dia rumah untuk gue bersandar. Tapi, kalian semua rumah untuk gue bahagia selamanya," ucapnya.

Galen mendekatkan diri, mereka membentuk lingkaran. Saling merangkul pundak yang lainnya. Ema menyadari ada Ningrum dan Asep, gadis itu pun mengajak keduanya. Untuk berbagi kisah tentang mereka.

"Rum, Sep, sini," panggil Ema.

Mereka pun datang, ikut bergabung diantara mereka berlima. Tawa dan air mata menjadi satu, hari ini adalah hari yang tak bisa Arul lupakan seumur hidupnya.

Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang