7. Maaf Galen

61 5 1
                                    

"Kebaikan orang untuk diri lo, jangan pernah lo manfaatin untuk kebahagian diri lo sendiri, di sini lo kesannya egois."_Arul

"Bodo amat, gak peduli," Ema masih tidak memeperdulikan Galen. Tapi, rasanya Ema tidak tahan jika mendiamkan Galen terlalu lama. Namun, ia tetap pada pendiriannnya.

"Udahlah Ma, maafin aja dia. Ribut mulu kalian, pusing mata gue liatnya," anjur Diki.

"Ini lagi, manusia aneh macam apa lagi ini Gusti?!" Renge Ema. "Lo kalau pusing, kepala Dik, bukan mata," lanjutnya.

"Abisnya lo pada ribut mulu, heran dah gue," binggungnya.

"Gak usah pada ribut sih, udah pada gede juga. Lama-lama kalian berdua gue gantungin dipohon mangga juga dah," kesal Arul.

"Serem banget lo anjir," sahut Diki.

Sedari tadi Arul hanya diam. Entah apa yang sedang ia pikirkan, mungkin saja ia sedang memikirkan konsep untuk usaha mereka.

"Habisnya, pasangan elit akur sulit ini meresahkan," ujarnya.

"Ya udah maaf sih Rul," sahut Ema.

"Ngejawab aja lo," Arul terlihat kesal.

"Ya kan gue punya mulut," ucapnya lagi.

"Bodo amat," kesal Arul. "Gal, minta maaf lo sama Ema, biar gak ribet, panjang nanti ceritanya kalau kalian berantem terus," saran Arul.

Meskipun terkadang otaknya sengklek, Arul tipikal orang yang bisa menjadi penengah soal percintaan.

"Ay, maafin aku ya, aku mau buat kamu bahagia. Tapi, malah salah, kamu itu emang enaknya dibuat kesal," ungkap Galen.

Ema yang lelah berdebat dengan Galen pun memaafkannya, hari ini sudah cukup ributnya.

"Oke, aku maafin. Mungkin ribut kita sampe sini aja ya, lanjut besok debatnya. Kalau hubungan romantis terus, kaku yang ada, kayak kanebo kering. Terlalu menonton banget, gak ada agernalinnya," tutur Ema panjang lebar.

"Ingin berkata kasar, tapi gak boleh. Kenapa ya Allah, aku dipertemukan dengan dua pasangan yang begonya dibagi-bagi," renge Arul. Lelaki itu prustasi melihat kedua sahabatnya.

Mendengar kata-kata Arul, Ema tertawa. Begitu pula dengan Galen, keduanya saling memandang satu sama lain, you now lah, cewek kalau udah ketawa, pasti mukul. Seperti itu lah yang dilakukan Ema sekarang. Hubungan mereka itu seperti cuaca, mendung, lalu terang kembali. Gak bisa ditebak pokoknya.

Roby hanya diam, melihat kelakuan bobrok para sahabatnya. Sonia tersenyum menatap Roby. Tatapan itu bertemu, seakan kata nyaman telah bicara lewat mata mereka.

Sudah dua hari, Agrde Geng menghabiskan sore bersama di kediaman Ema. Itu akan seterusnya, setelah bisnis mereka berjalan.

Suasananya pun sangat nyaman, Arul masih tidak bisa move on dengan bumbu petis yang Ema buat kemarin. Setelah makan nasi, Arul meminta Ema untuk membuatkan petisan lagi.

"Ma, gue tau lo baik hati. Jujur, kerja kayak gini gak ada yang segar-segar gak enak. Buat petisan lagi dong, bumbu buatan lo enak banget tau," rayu Arul.

Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang