"Gak usah hadir, kalau cuman mau menaruh luka. Gak usah ngasih harapan, kalau gak memberi kepastian."_Arul.
"Iya, maksud Roby apa sih? Kenapa coba dia tiba-tiba nangis gitu?" kali ini Diki yang bertanya.
Ema meminta izin pada Roby untuk menceritakan semua permasalahannya. Mau bagaimana pun, mereka sahabat, harus saling menguatkan satu sama lain.
"Aduh, gimana ya, gue binggung mau mulai dari mana," ujar Ema.
"Udah langsung keintinya aja," jawab Arul tak sabaran.
"Sabar." Ema menghelai napas panjang, meskipun berat, ia harus memberitahu teman-temannya. "Huf, oke, jadi gini. Roby yang selalu dipandang gak punya pacar ini, ternyata punya. Mereka emang sempat pisah setelah lulus SMP, Roby pikir. Dulu itu cuman cinta monyet doang, eh, gak taunya berlanjut sampe sekarang. Dan sekrang ini, pacarnya kembali, bahkan dia pindah ke sekolah ini," jelas Ema.
"Lah, bagus dong, terus kenapa dia malah nangis?" celetuk Galen.
"Aku belum selesai Ay," ujar Ema. Galen langsung diam. Kembali mendengar cerita Ema.
"Dia kembali bukan untuk menepati janjinya, dia cuman pengen ngakhirin hubungannya sama Roby. Karena dia udah punya pilihan lain," Ema belum selesai ngomong. Arul langsung menyeletuk ucapan Ema.
"Tuh kan, kenapa sih? Cowok baik-baik kayak kita ini disakitin? Kurang apa sih? Jelek? Perasaan gak jelek-jelek amat muka kita, udah itu setia lagi. Tapi kenapa malah disakitin?" baginya ini kesempatan untuk mencurahkan isi hatinya.
"Mulai nih," imbuh Diki.
"Terus-terus gimana?" tanya Galen penasaran.
Ningrum dan Asep hanya diam, mereka tidak tahu banyak tentang anak-anak Argde Geng. Karena mereka baru berteman dengan mereka.
"Yah, Roby gak bisa maksa, mau gak mau, Roby harus ikhlasin dia. Kan titik tertinggi mencintai menghiklaskan," balas Ema.
"Yang sabar ya By, gue yakin kok pasti ada yang lebih baik daripada dia. Cuman belum waktunya aja," Diki menyemangati Roby. Sama seperti awal ia menyemangati Arul pas laki-laki itu baru putus.
Arul menepuk pundak Roby. "Udah By, biarin aja. Cewek kayak gitu emang gak pantas buat lo, masih banyak cewek yang mau sama lo. Bahkan jauh lebih baik daripada dia."
Mendengar kalimat yang Arul lontarkan, Diki berdecih. "Dih, sok-sokan nasehatin orang. Dia sendiri aja kalau udah cinta sama orang lebih bego," sindir Diki.
"Udah sih, diam aja lo Dik!" seru Arul.
Ema terdiam, memikirkan kisah asmara teman-temannya yang hancur. Ia takut, hal itu terjadi padanya.
"Ay," panggil Galen.
"Ha? Iya kenapa?" mikik wajah Ema seperti orang kebinggung.
"Kamu kenapa?" kali ini Galen benar-benar serius saat berbicara dengan Ema. Tidak ada kata bercanda lagi. Yang biasanya ribut, kali ini tidak. Tutur kata lelaki itu pun lemah lembut.
"Gak papa kok, aku kasian aja liat Roby sama Arul. Kenapa mereka gak seberuntung itu dalam hal cinta?" Galen mengusap rambut Ema.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit
Teen FictionMemiliki trauma yang berat, lalu disembuhkan dengan rasa kasih sayang. Bukan soal percintaan saja, tapi tentang persahabatan juga. Mereka yang memiliki mimpi, bekerja sama untuk meraihnya. Saling menompah satu sama lain, saling memahami dan menyayan...