"Terkadang semesta punya rahasia untuk kita. Entah apa yang ia hadirkan di dalam kehidupan kita."_Roby.Malam kemarin menjadi hal yang menyenangkan disepanjang hidup Ema. Sisa-sisa kebahagiaan pun masih terlihat jelas dari mimik wajahnya pagi ini. Matahari diwajahnya kembali bersinar, setelah sekian lama menghilang.
"Ngapa nih bocah senyum-senyum?" Roby yang baru saja datang langsung menghampiri Ema yang menebarkan senyuman manisnya pagi ini.
"Gak papa By, gue lagi senang aja. Emang gak boleh ya?" balas Ema.
"Gue curiga sama lo Ma, abis menang givaway ya lo dari Galen?" sahut Arul tiba-tiba.
"Sotong banget lo," celetuk Ema.
"Sotoy woi sotoy!" geram Arul.
"Mulut, mulut siapa? Gue kan, ya udah diam!" balasnya tak mau kalah debat.
Suasana kelas mereka masih sepi, mereka sengaja datang pagi. Setelah mengimbanginya di grup semalam.
"Hari ini gue bangun kepagian, gue masak buat sarapan kita. Kebetulan gue masak telur cicak ke sukaan Arul."
"Sekate-kate lo ya Ma," balas Arul tak terima.
"Udah gak usah ribut depan rezeki, pamali," lerai Roby.
Diantara mereka, Roby selalu menjadi penengah. Roby yang dewasa, memiliki sifat yang tenang. Bagi Roby, emosi tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah, malah menambah masalah baru.
"By, By, pamali itu apa?" tanya Ema penasaran.
"Lo tanya aja sana sama Bu mali," sahut Arul.
"Gak usah mulai lo Rul," tegur Roby.
Galen hanya diam melihat pertengkaran kecil pacarnya dan para sabahatnya. Galen sengaja tidak menaruh rasa cemburu pada sahabat-sahabatnya jika mereka dekat dengan Ema. Karena, Galen butuh mereka untuk menjaga Ema, serta membuat gadis itu selalu bahagia.
"Ayo Gal, makan," ajak Roby.
"Iya By."
Diantara mereka, batang hidung Diki belum terlihat juga. Kemana anak itu? Bukankah sudah sepakat untuk datang lebih awal. Tidak lama dibicarakan, suaranya mengisi se-isi kelas yang masih sepi. Hanya ada beberapa yang sudah datang, termasuk mereka berlima.
"Hallo guys, selamat pagi," sapanya, tumben. Pasalnya Diki sangat jarang melakukan hal itu, Diki itu banyak diamnya, ngomong jika itu penting.
"Tumben-tumbenan banget lo nyapa kayak gitu, abis ketempelan di mana lo?" heran Arul.
"Berisik aja emak-emak arisan ini, gue bawa makanan sepesial buat kita. Itung-itung latihan buat menu bisnis yang bakalan kita jalanin nanti," jelasnya.
"Banyak amat, Ema juga udah masak, gini aja deh. Hari ini kita gak usah jajan ke kantin. Pagi kita sarapan masakan Ema, nanti pas istirahat kita makan masakan Diki. Itung-itung buat tambahan modal, iya gak sih? Gue tau, kalian pasti mampu minta lebih dari orang tua kalian, gue juga gitu soalnya. Tapi untuk kali ini, kita benar-benar bagun usaha dari 0, hasil kerja keras kita sendiri. Gimana?" saran Galen. Yang sedari tadi tidak ikut nimbrung, sekali nimbrung langsung nyusun rencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit
Teen FictionMemiliki trauma yang berat, lalu disembuhkan dengan rasa kasih sayang. Bukan soal percintaan saja, tapi tentang persahabatan juga. Mereka yang memiliki mimpi, bekerja sama untuk meraihnya. Saling menompah satu sama lain, saling memahami dan menyayan...