28. Cie Jadian

20 5 0
                                    

"Bahagia itu tak perlu banyak harta, cukup punya teman yang selalu setia. Dan menghabiskan waktu bersama."_Ema.

Arul terus meledeki Asep. Lelaki itu pun jadi emosi, karena ulah Arul.

"Cie jadian, ehem, sabilah ini makan-makan, gak usah jauh-jauh. Kita kan buka angkringan. Lo terakhirin deh, sekalian tambahin pemasukan kita juga." Tawanya pecah, ia pun terus mengoda Asep sampai-sampai, lelaki itu tak bisa menahan emosinya lagi.

"Apaan sih lo Rul, bisa diam gak?" pintanya.

"Gak bisa, masih gak nyangka aja gitu. Cowok keren dan kece kayak lo, malah jatuh cinta sama Ningrum. Yang petakilan kayak cacing kepanasan," Mendengar hal itu, Ema langsung mencubit lengan Arul pelan.

"Ih, mulutnya sembarangan," oceh Ema.

"Maaf, cuman bercanda," balasnya.

Ningrum tidak memasukan bercanda Arul kehati. Ia sendiri pun binggung, kenapa Asep yang dikagumi banyak orang malah jatuh cinta sama cewek biasa saja seperti dirinya.

"Sep, kenapa bisa suka sama gue? Padahal cewek yang lebih cantik dari gue banyak yang ngejar-ngejar lo," tanyanya.

Asep menatap Ningrum dengan begitu lekat. Ekspresi yang tidak pernah ia lihatkan, kali ini ia tunjukan. Lelaki itu tersenyum menatap Ningrum, senyumannya bikin orang meleleh, sangat manis. Kalau Asep senyum terus, bisa tutup pabrik gula. Karena terlalu manis.

"Karena lo cantik, gue gak pernah suka sama orang. Karena gue gak gampang suka atau jatuh cinta. Tapi, sekalinya gue suka, gue bakal perjuangin dia sampe dia jadi milik gue. Dan gak akan pernah gue lepasin."

Ningrum dibuat meleleh dengan kalimat yang Asep lontarkan. Bukan hanya Ningrum, Ema pun terkagum-kagum mendengar tutur kata dari laki-laki itu.

"Soswit banget ya mereka," gumam Ema. Galen mendengar itu, lelaki itu langsung menoel pipi Ema.

"Iya, kayak kita dulu ya," sahut Galen.

Ema menepas tangan kekar itu, menatap Galen dengan tatapan sinis. "Iya, dulu. Sekarang lo kayak reog," titahnya.

"Gak usah galak-galak lo, jadi tua mampus," ledek Galen.

Pasangang yang tidak banyak ditemukan itu, pasangan seperti Galen dan Ema. Ketika yang lain berantem soal jarang ada waktu, perselingkuhan, atau cowok cuek yang gak peduli sama pasangannya. Ema sama Galen beda, mereka selalu bertengkar karena kejahilan Galen, yang suka bikin Ema emosi.

"Udahlah Gal, malas gue sama lo. Sehari aja gak ribut, bisa gak? Heran banget gue liat manusia kayak lo," kesal Ema.

"Ya udah maaf, mau kayak mereka ya? Biar soswit gitu?" Tanpa menunggu balasan dari Ema. Galen mengendong Ema, berputar seakan tidak membawa beban, berat badan Ema pun tidak terlalu berat. Makanya Galen kuat mengendongnya.

"Galen turunin!" pekik Ema.

Galen pun menurunkan Ema, setelah turun dari gendongan Galen. Kepala Ema serasa berputar-putar, ia berpegangan dengan Galen, tangan satunya memegang kepalanya.

"Sumpah, cowok gue kanapa gak ada otak gini sih? Dah tau ceweknya darah rendah, malah diajakin muter-muter," protes Ema.

Galen mendekap Ema dari samping, meminta maaf pada gadisnya. "Maaf ya Ay, gak lagi-lagi deh. Besok-besok gak aku ajakin muter-muter manual, kita langsung aja ke komedi putar," ujarnya.

Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang