"Siput butuh cangkang untuk menjadi rumahnya. Sama seperti, mereka yang butuh rumah untuk berkeluh kesah._Ema.
Hari ini menjadi hari yang paling bahagia untuk mereka. Semuanya kembali bersama, meskipun banyak masalah yang melanda mereka semua. Namun, dengan selalu bersama mereka melewatinya.
"Eh, kenapa jadi melow gini sih, ayo kita beres-beres. Udah jam 5 lewat nih, nanti orang-orang ke sini. Kita belum siap lagi," ujar Ema.
Mendengar suara Ema, mereka semua langsung bergegas pergi dari tempatnya. Membersihkan tempat yang belum dibersihkan.
Di tempatnya, Ema tersenyum hangat. Sebelumnya ia tidak pernah berpikir akan merasakan bahagia seperti saat ini.
"Tetap kayak gini ya guys, jangan pernah ada yang berubah diantara kita," gumamnya kecil. Setelah berucap, Ema lekas masuk ke dalam rumahnya. Untuk mengambil beberapa barang yang akan mereka perlukan nanti.
Hari sudah mulai gelap, beberapa pengunjung datang ke tempat angkringan Argde.
"Em..., Dik, boleh lanjutin bentar gak? Gue mau ke toilet dulu bentar," izin Ema. Diki pun tidak merasa keberatan.
"Oke, santai aja. Gue bisa kok," balasnya.
Semakin malam, angkringan anak Argde semakin ramai. Sampai-sampai, Ema dan Diki kewalahan membuatkan pesanan mereka. Galen dan Arul sibuk mengantarkan makanan dan Roby sibuk membuatkan minuman. Untung saja, Ningrum dan Asep malam ini ada untuk membantu mereka.
Setelah semuanya sudah selesai, dan hanya ada beberapa yang masih singgah di sana. Mereka sedikit-sedikit membersihkan peralatan. Agar tidak kemalaman.
Di saat kesibukan mereka, Sonia tiba-tiba datang ke angkringan mereka.
"Hai semua, udah mau tutup ya?" Ema yang sibuk dengan penggorengannya. Ia pun meninggalkan pekerjaannya itu.
"Hai, Nia. Lo udah lama di sini?"
"Enggak, baru kok. Kalian udah mau tutup ya?" tanyanya sekali lagi.
"Iya, udah mau abis nih," balas Ema.
Di tempatnya, Arul terus menatap Sonia dengan pandangan tidak suka. Lelaki itu sangat sensitif soal pertemanan. Ia hanya tidak ingin salah pilih teman, namun, kali ini ia menaruh curiga pada Sonia.
"Oh ya, Lo duduk-duduk aja. Nanti gue suruh Roby buatin minuman buat lo," ujar Ema.
"Gak usah repot-repot Ma, gue ke sini gak lama kok," suara Sonia menghentikan langkah Ema. Gadis itu kembali membalikan badannya.
"Loh, kenapa? Gak papa kok, santai-santai di sini," ujarnya.
"Next time aja ya, gue masih ada urusan soalnya." Setelah berucap, Sonia pamit untuk pulang.
"Gue pulang dulu ya Ma," pamitnya.
"Iya, hati-hati ya."
Setelah sosok Sonia tak terlihat lagi. Ema kembali kepada tugasnya. Ia membersihkan alat-alat masak. Sedangkan yang lain membersihkan meja dan kursi. Semuanya sudah selesai, Sekarang waktunya pulang dan beristirahat.
***
Banyak hal yang mereka lewati, hari ini mereka kembali. Mengukir tawa itu disudut bibir mereka masing-masing.
"Ih, Ningrum kenapa jadi alay banget sih? Lo bucin apa bego sih Rum?" suara Arul membuat Ningrum terbahak-bahak. Lelaki itu dibuat geli dengan tingkat laku Ningrum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit
Teen FictionMemiliki trauma yang berat, lalu disembuhkan dengan rasa kasih sayang. Bukan soal percintaan saja, tapi tentang persahabatan juga. Mereka yang memiliki mimpi, bekerja sama untuk meraihnya. Saling menompah satu sama lain, saling memahami dan menyayan...